News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hingga Saat Ini, Stok Cadangan Beras Pemerintah Sebanyak 1,3 Juta Ton

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Per 13 November, sumber pengadaan CBP yang bersumber dari dalam negeri sejumlah 912,5 ribu ton.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini berada pada angka 1,3 juta ton.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah menargetkan stok CBP dapat terjaga di angka 1,2 juta ton pada akhir tahun ini.

"Cadangan beras kita pastikan harus di atas 1 juta ton secured. Ini nomor satu ketersediaan dulu," kata Arief dalam keterangannya, Senin (13/11/2023).

Baca juga: Kepala Bapanas: Impor Beras Dilakukan Terukur Demi Jaga Harga di Tingkat Petani

Per 13 November, sumber pengadaan CBP yang bersumber dari dalam negeri sejumlah 912,5 ribu ton.

Selanjutnya total CBP yang telah disalurkan telah capai 2,1 juta ton dalam berbagai bentuk program.

Di antaranya, SPHP 885 ribu ton, bantuan pangan beras tahap pertama 640 ribu ton, bantuan pangan beras tahap kedua 537 ribu ton, golongan anggaran 69 ribu ton, dan tanggap darurat 2,3 ribu ton.

“Tugas Bapanas itu adalah melakukan kalkulasi kebutuhan stok nasional secara komprehensif dan memastikan ketersediaan telah tercukupi atau diperlukan pasokan dari sumber lainnya," ujar Arief.

Ia mengatakan, apabila terlihat ada gejolak harga di masyarakat, Bapanas terus gelontorkan stok dalam bentuk intervensi pemerintah dan bantuan pangan beras guna menekan harga.

Kemudian, Arief menyebut bahwa pemerintah telah bersiap untuk menyerap hasil dalam negeri pada saat panen raya yang kemungkinan ada di Mei dan Juni tahun depan.

Ia menegaskan produksi dalam negeri harus menjadi nomor satu untuk penguatan ketersediaan stok.

Panen raya sendiri diprediksi mengalami pengunduran jadwal ke Mei dan Juni 2024 karena masa tanam yang terlambat akibat kemarau.

Namun, ia mengaku tetap optimis produksi dalam negeri dapat memperkuat CBP.

“Jadi 70 persen untuk tanaman padi itu ada di semester pertama, lalu semester kedua itu sisa panen. Dengan itu, semester pertama panen harus berhasil, mulai dari bibitnya, benihnya, dan sumber airnya," ujar Arief.

Ia menginginkan sumber CBP dapat diperkuat dari dalam negeri agar para petani terus termotivasi berproduksi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini