Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyatakan, penerapan tarif dinamis untuk Kereta LRT Jabodebek dinilai belum tepat ditengah operasionalnya yang hanya 8 rangkaian.
Di satu sisi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menggodok aturan terkait penerapan tarif dinamis (Dynamic Pricing) untuk operasional LRT Jabodebek.
Baca juga: LRT Jabodebek Hanya Beroperasi 8 Rangkaian, YLKI Minta Kembalikan ke Tarif Promo
Menurut Tulus, penerapan tarif dinamis itu tepatnya dilakukan ketika operasional LRT Jabodebek sudah ideal. Sebab dia menilai kalau diterapkan saat ini bisa jadi konsumen bakal beralih ke moda transportasi lain.
"(Tarif dinamis) belum tepat. Harusnya kalau sudah diterapkan itu kalau sudah menjawab kebutuhan yang ideal bagi konsumen," kata Tulus kepada wartawan di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2023).
"Kalau sudah menerapkan tarif dinamis atau tarif yang mahal itu, naikin ditinggalkan konsumen makin enggak laku. Karena banyak opsi yang lain kan sebenarnya ada Transjakarta, KRL atau sepeda motor," imbuhnya.
Sebelumnya Tulus juga menyoroti bahwa headway selama hampir 1 jam dalam moda transportasi umum itu dinilai tak wajar. Dia menilai perlu adanya evaluasi oleh manajemen. Sebab kata dia, hal itu bakal merugikan LRT maupun konsumennya.
Baca juga: Waktu Tunggu LRT Jabodebek Ditargetkan Kembali Normal Akhir November 2023
"Headway-nya sampai 1 jam. Mana ada angkutan massal headway sampai 1 jam itu kan gak lucu. 15 menit saja sudah lama itu ada satu jam. Nah ini harus dievaluasi," jelas Tulus.
"Terkait dengan LRT itu menyangkut soal keandalan dari produknya dan juga mau enggak mau kalau memang headway nya tidak bisa terpenuhi, sangat-sangat merugikan konsumen dan juga merugikan LRT sendiri," sambungnya.
Adapun kebijakan Dynamic Pricing ini rencananya akan berlaku untuk tarif LRT Jabodebek agar disesuaikan. Pasalnya saat ini hanya 8 rangkaian kereta yang beroperasi imbas adanya keausan roda LRT.
"Masih dibahas. Nanti tergantung kita punya evaluasi juga sekarang kan kita pantau terus nih penumpangnya dan trafiknya," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kepada wartawan di Kantor Kemenhub, Senin (13/11/2023).
Baca juga: Terungkap, Penyebab Roda Kereta LRT Jabodebek Cepat Aus dan Harus Masuk Bengkel
"Misalnya pagi dan sore peak juga penuh gitu kita akan pantau perilaku transportasi agar bisa disesuaikan dengan skema tarif yang paling tepat," imbuhnya.
Adit juga bilang, kalau Dynamic Pricing ini masih terus dilakukan kajian sebelum nantinya kebijakan itu diterapkan. Namun sayangnya, Adita enggan mengatakan waktu pasti untuk implementasinya.
"Selama ini kan muncul dinamic pricing nanti tergantung kajian akhir tahun," jelasnya.
Sebagai informasi, saat ini PT KAI (Persero) menerapkan tarif LRT Jabodebek yang berbeda ketika hari kerja dan akhir pekan serta hari libur nasional mulai 22 Oktober 2023.
Adapun tarifnya pada Senin-Jumat sebesar minimal Rp 3.000 dan tarif maksimal Rp 20.000. Kemudian tarif pada Sabtu-Minggu dan hari libur nasional sebesar minimal Rp 3.000 dan maksimal Rp 10.000.