Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh di angka 5,04 persen pada 2023.
Direktur Treasury & International Banking BSI, Moh Adib mengatakan, pencapaian tersebut didorong oleh sejumlah faktor.
Mulai dari kuatnya konsumsi rumah tangga, arus investasi yang terjaga khususnya di dalam negeri, hingga neraca dagang Indonesia yang positif selama 40 bulan berturut-turut.
Baca juga: Ditunjuk Jadi Komandan Pemilih Muda TKN Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Mundur dari Komisaris BSI
"Perekonomian kita telah tumbuh sebesar 5,05 persen secara kumulatif pada 2023, walaupun sampai kuartal III-2023 sedikit terkoreksi ke 4,9 persen, lebih rendah dari triwulan sebelumnya," ucap Adib di Kantor Pusat BSI Jakarta, Jumat (17/11/2023).
"Kami optimistis bisa menutup tahun ini di angka 5,0 persen sampai dengan triwulan 2023 atau 5,04 persen secara full year," sambungnya.
Ia pun mengapresiasi Pemerintah dalam upayanya menjaga kestabilan ekonomi, di tengah tantangan global yang begitu kompleks.
Sejumlah upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat seperti melakukan upaya preventif dalam mengendalikan harga komoditas agar tak terjadi inflasi yang tinggi.
Serta, Bank Indonesia melakukan mengambil langkah pengaturan suku bunga acuan.
"Pencapaian pemerintah selama 2023 adalah pengendalian inflasi untuk kembali terkendali di 3 plus minus 1 persen atau dalam range 2-4 persen di tahun ini," papar Adib.
Baca juga: Dorong Inklusi Pasar Modal Syariah, BSI Luncurkan 6 Produk Reksa Dana Syariah
"Demi mencapai hal tersebut suku bunga acuan BI dijaga relatif di level tertentu yang cukup tinggi selama tahun ini dan kami jg memprediksi ini akan berlanjut di 2024. Kebijakan itu kami yakin menjaga daya beli masy di tengah gejolak perekon global," lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengungkapkan, BSI memproyeksikan mampu mencatatkan kinerja positif pada 2024.
Meskipun kondisi ekonomi global yang dinamis masih akan berlanjut hingga tahun depan.
Optimisme tersebut tak terlepas dari fundamental bisnis perusahaan yang kuat serta ekonomi nasional yang dinilai masih baik.
Adib mengatakan, kekuatan fundamental BSI yang akan menjadi penopang kinerja perusahaan, pertama adalah jumlah nasabah.
Saat ini BSI adalah bank dengan jumlah nasabah terbesar ke-5 di Indonesia yaitu sebanyak 19,22 juta atau tumbuh 10,9 persen secara year on year (yoy) hingga kuartal III-2023.
Kedua, BSI kuat dalam pembiayaan konsumer.
Hingga September 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp232 triliun, bertumbuh 15,94 persen year on year (yoy).
Segmen konsumer mendominasi yaitu sebesar Rp117,92 triliun.
Ketiga, BSI pun sangat memperhatikan segmen UMKM. Bahkan, hingga September 2023 dari pembiayaan berkelanjutan di BSI yang mencapai Rp53,6 triliun, sebagian besarnya yaitu Rp43,4 triliun diserap segmen UMKM.
“Untuk mendukung perputaran roda ekonomi di sektor riil, BSI terus mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia," ungkap Adib.
"Harapannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," pungkasnya.