News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pertamina EP Limau Bantu Wanita Tani 'Sulap' Jeruk Asam Jadi Produk Olahan Bernilai Ekonomi

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melalui program BUDE ARTA MAJU (Ibu-Ibu Desa Air Talas Mengolah Jeruk), ibu ibu yang tergabung Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur mengolah jeruk masam yang tadinya dijual dengan harga murah kemudian diolah menjadi makanan dan minuman.

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, MUARA ENIM - Sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap masyarakat sekitar, PT Pertamina EP Limau Field mengembangkan ekonomi masyarakat di Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Para wanita di daerah tersebut mengolah jeruk menjadi sejumlah produk turunan yang memiliki nilai ekonomi. Jeruk yang diolah merupakan jeruk kualitas dua yang rasanya masam.

Melalui program BUDE ARTA MAJU (Ibu-Ibu Desa Air Talas Mengolah Jeruk), ibu ibu yang tergabung Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur mengolah jeruk masam yang tadinya dijual dengan harga murah kemudian diolah menjadi makanan dan minuman.

Ketua KWT Komang Meliasih mengatakan Desa Air Talas merupakan salah sentra jeruk di Kabupaen Muara Enim, Sumatera Selatan. Selama ini petani jeruk di desanya selalu bingung apabila dalam panen, banyak jeruk yang masam. Jeruk jenis Siam tersebut terpaksa dijual dengan harga rendah daripada busuk tidak terpakai.

Untuk jeruk manis kata dia bisa dijual dengan harga Rp10.000-15.000 per kilogram. Namun untuk jeruk masam hanya dijual dengan harga Rp5000 per kilogram.

"Dalam satu pohon kan tidak semuanya manis, ada beberapa yang asam. Bahkan ada juga dalam satu pohon yang buahnya asam semua. Terpaksa kita jual dengan harga murah," kata dia saat ditemui Tribunnews.com di Desa Air Talas, Rabu (22/11/2023).

Baca juga: Belum Merata, Penyaluran Pembiayaan UMKM Masih Terpusat di Pulau Jawa dan Bali

Setelah masuknya  PT Pertamina EP Limau Field, Ibu ibu diberi pelatihan untuk mengembangkan produk turunan dari jeruk. Secara bertahap ibu ibu KWT mampu mengembangkan produk mulai dari Pie Jeruk, kemudian berkembang ke Selai Jeruk, Sirup Jeruk, lalu Stik Jeruk. Setelah berulang kali uji coba, mereka mampu menciptakan produk yang enak dan layak jual.

"Awalnya beberapa kali gagal terutama sirup, kalau engga terlalu kental, warnanya hitam pekat," katanya.

Selain pelatihan, Pertamina EP Limau Field juga membantu mendirikan rumah produksi bagi KWT Subur Makmur. Rumah produksi tersebut menjadi tempat aktivitas KWT mengolah jeruk. Selain itu KWT juga mendapatkan pendampingan sehingga mendapatkan sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PPIRT) dan sertifikat halal.

Pendampingan juga dilakukan untuk memperkenalkan produk tersebut diantaranya dengan diikutkannya pada sejumlah acara atau pameran yang digelar Pemkab Muara Enim.

"Dari situ mulai banyak pesanan, terutama Pie Jeruk. Dalam sebulan pendapatan bisa mencapai Rp2 juta," katanya.

Agar produk olahan jeruk dapat dikenal lebih luas, KWT juga diberi pendampingan untuk memasarkan secara online melalui sejumlah platform e-commerce. Namun pemasaran secara online tersebut belum maksimal karena keterbatasan jaringan internet di Desa Air Talas.

Community Development Officer (CDO) Pertamina EP Limau Field Dedo Kevin Prayoga mengatakan, program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Bude Arta Maju bertujuan untuk menjawab permasalahan rendahnya harga jual jeruk siam kualitas dua yang rasanya masam.

Bahkan melalui program tersebut tercipta inovasi produk yang hanya ditemukan di Desa Air Talas Sumatera Selatan yakni Pie Jeruk dan Stik Jeruk.

Dengan adanya program tersebut kata dia,  ibu-ibu di Desa Air Talas kini memiliki pekerjaan. Sebanyak 2 KK dari perempuan janda dan miskin terangkat dari jurang kemiskinan.

"Karena mereka mendapatkan tambahan pemasukan melalui produk olahan jeruk," kata Dedo.

Ia mengatakan Bude Arta Maju adalah bagian dari penerapan TJSL Pertamina EP Limau Field yang diberi nama Anggrek Dewata atau Agribisnis Penggerak di Desa Wisata Air Talas.

Program tersebut memiliki tiga sub program yang saling terintegrasi. Selain Bude Arta Maju, ada juga Bu Jusi (Budidaya Jeruk Siam Organik) dan Puteri Jelita (Pupuk Cair Organik dari Limbah Kulit Jeruk Air Talas).

"Tujuan utama pada program Anggrek Dewata ini mencoba untuk mengembalikan kondisi awal agrowisata yang berada di Desa Air Talas melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga tercipta kemandirian dalam masyarakat," katanya.

Sementara itu Senior Manager Limau Fied Dadang SM mengatakan program Anggrek Dewata merupakan komitmen Pertamina dalam memberdayakan masyarakat sekitar yang berfokus kepada Environment, Social and Good Governance (ESG) dan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals.

"Program ini telah terbukti merubah sistem pertanian menjadi ramah lingkungan dan mengentaskan angka kemiskinan serta memberikan manfaat lebih dari 900 orang," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini