News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Masuki Era Industri 4.0, Industri Dituntut Bertranformasi Secara Digital

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi tranformasi digital

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi 10 besar ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030 melalui sektor manufaktur sebagai penopang utama.

Memasuki era industri 4.0, perusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.

Senior Analyst Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita mengatakan, era Industri 4.0 mendorong pelaku industri mengoptimalkan sistem produksi melalui otomasi digital dan pemanfaatan IoT.

"Hal ini memberikan peluang besar bagi industri manufaktur untuk meningkatkan banyak hal antara lain efisiensi dan produktivitas, produk dan layanan, keselamatan dan keamanan kerja, serta daya saing untuk memperkuat posisi pelaku industri di pasar," ujar Ronny dalam talk show Mobil Connect: Business Insights Exchange Supporting the Indonesia Manufacturing yang digelar PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) di acara Manufacturing Expo 2023 di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, ditulis Rabu (13/12/2023).

Baca juga: Kemenparekraf Minta Pengesahan RPP Kesehatan Tak Berdampak ke Industri Kreatif

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Dadang Asikin selaku Chairman Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia.

Menurutnya, menyambut Industri 4.0, perlu ada perubahan mindset dengan mempersiapkan diri terhadap trend baru yang mulai bergeser kepada era digitalisasi atau robotik.

"Pentingnya dukungan infrastruktur seperti internet, artificial intelligence dan tenaga kerja yang terampil juga sangat diperlukan untuk mengatur kinerja dan efisiensi produksi di era industri 4.0. Dengan kolaborasi penthahelix antara akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas,dan media diharapkan bisa mengembangkan ekosistem industri 4.0 yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak,” ujarnya.

Tren efisiensi di era Industri 4.0 sendiri juga disebut mempengaruhi permintaan solusi pelumasan industri manufaktur di Indonesia.

B2B Commercial Sales General Manager PT ExxonMobil Lubricants Indonesia, Lukman Hakim menjelaskan, secara umum, semua mesin membutuhkan pelumas.

Namun, terdapat beberapa mesin yang menuntut produktivitas dan presisi tinggi serta tingkat downtime yang rendah sehingga membutuhkan solusi pelumasan berteknologi tinggi.

"Sehingga, melihat tren industri saat ini, tentunya pelaku industri pasti akan mencari solusi pelumasan yang bisa memberikan fitur keandalan presisi, perlindungan komponen untuk menekan downtime produksi dalam kaitannya mengejar produktivitas dan efisiensi biaya produksi korosi serta kemudahan perawatan,” ujar Lukman.

Baca juga: Perkembangan Industri Hulu Migas Diharapkan Ikut Kerek Kinerja Sektor Lainnya

Ia menyebut, ExxonMobil akan mendukung penuh visi pemerintah dalam usaha efisiensi dan produktivitas industri di Indonesia melalui solusi holistik yang menggabungkan produk pelumasan terbaik dan layanan canggih yang didukung oleh para ahli.

"Untuk mendukung sektor manufaktur Indonesia ke depan, kami akan terus mengembangkan berbagai produk pelumasan dan layanan yang dikhususkan bagi pelaku industri yang membutuhkan solusi pelumasan di berbagai industri seperti industri plastik, tekstil, pengolahan logam dan FMCG,” paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini