TRIBUNNEWS.COM - Sebagai perusahaan konstruksi milik negara, PT Brantas Abipraya (Persero) memantapkan posisinya sebagai BUMN terunggul dalam pembangunan bendungan dengan membangun Bendungan Mbay. Abipraya saat ini tengah merampungkan pengerjaan Bendungan Mbay Paket II yang berlokasi di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bendungan ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2024.
Memastikan pembangunannya dapat tuntas tepat waktu, Presiden Joko Widodo pun berkunjung untuk meninjau perkembangan pekerjaan Bendungan Mbay dengan didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Pj Gubernur NTT Ayodhia Kalake, Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do dan Direktur Operasi I Muhammad Toha Fauzi pada 6 Desember 2023.
“Bendungan Mbay merupakan salah satu upaya Brantas Abipraya dalam mendukung program Pemerintah yaitu ketahanan air dan pangan nasional. Setelah rampung dibangun, bendungan ini nantinya dapat mendorong peningkatan produksi beras di Kabupaten Nagekeo hingga 2,5 lipat,” ujar Sugeng Rochadi, Direktur Utama Brantas Abipraya saat ditemui ditempat berbeda.
Baca juga: PT Brantas Abipraya Bangun Bendungan Jragung, Siap Suplai Air Baku untuk Tiga Wilayah di Jawa Tengah
Senada dengan Sugeng, dalam kunjungannya, Presiden juga mengatakan bahwa pembangunan bendungan tersebut merupakan salah satu langkah Pemerintah dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Dapat menampung hingga 51 juta meter kubik air, nantinya akan mengairi sekitar 4.200 hektar, dengan pengembangannya 1.900 hektar.
Sebagai informasi, Bendungan Mbay yang merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) ini diproyeksikan akan menghasilkan air baku 0,21 m3/detik dan memberikan manfaat irigasi terhadap 5.928 hektare lahan pertanian. Dalam pembangunan bendungan ini, Brantas Abipraya dipercaya untuk membangun Paket II dengan ruang lingkup pekerjaan Bangunan Pengelak (Terowongan), Bangunan Pelimpah (Spillway), Bangunan Pengambilan (Intake), serta Pekerjaan Hidromekanikal & Elektrikal.
Sebagai tambahan, Toha juga menjelaskan bahwa selain sedang merampungkan Bendungan Mbay, Brantas Abipraya juga sedang mengerjakan beberapa proyek bendungan dan irigasi yang menjadi PSN, yang lokasinya tersebar tanah air. Beberapa di antaranya adalah Bendungan Sepaku Semoi yang merupakan bendungan penopang air baku dan ketahanan pangan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, bendungan tertinggi di Indonesia yaitu Bendungan Bener yang terletak di Purworejo-Jawa Tengah, Bendungan Jragung di Jawa Tengah yang dapat menyuplai air baku di tiga daerah yaitu Semarang, Demak dan Grobogan.
Selain memberi nilai tambah untuk daerah sekitar bendungan yang dibangun Brantas Abipraya, karya infrastruktur sumber daya air yang sedang dikerjakan dan telah dirampungkan ini adalah jawaban dari tantangan climate change atau perubahan iklim yang dihadapi saat ini. Seperti diketahui hal ini membuat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau yang berkepanjangan dan curah hujan tinggi yang dapat mendatangkan banjir.
“Pembangunan bendungan menjadi sangat penting, inipun merupakan bukti Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur SDA (Sumber Daya Air) guna mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global. Melalui bendungan kita dapat meningkatkan produktifitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutup Toha. (*)
Baca juga: Jamin Ketersediaan Air Bersih di IKN, Brantas Abipraya Bangun Embung KIPP dan Rampung di 2024