Terakhir, organic boycott targets. Gerakan BDS ini sebetulnya tidak menyasar perusahaan-perusahaan tertentu untuk diboikot. Namun karena perusahaan tersebut kedapatan mendukung Israel dengan memberikan donasi dalam bentuk barang dan jasa kepada militer Israel
Masyarakat di beberapa negara akhirnya kompak memberikan sanksi dengan cara memboikot produk-produk perusahaan tersebut. Beberapa contoh sasaran boikot pada kategori keempat ini adalah McDonald’s, Burger King, Pizza Hut, Papa John’s. dan lainnya.
PM Netanyahu Merugi Miliaran Dolar AS
Kendati belum ada laporan resmi terkait nilai kerugian yang diderita Israel, namun menurut data yang dirilis Al Jazeera, pada 2018 lalu Israel sempat merugi hingga 11,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 177,37 triliun per tahun buntut gerakan boikot produk pro-Israel.
Pernyataan itu didukung oleh data dari Bank Dunia yang menunjukkan bahwa ekspor barang-barang "intermediet" Israel mengalami penurunan tajam dari 2014 hingga 2016 sehingga menimbulkan kerugian sekitar 6 miliar dolar AS per tahun.
"BDS dilihat sebagai ancaman nyata bagi legitimasi dan pendirian Israel di tingkat global. Jika ini dibiarkan, maka akan menghancurkan Israel," kata analis politik Dov Waxman.
Merespon Gerakan BDS yang beredar dikalangan masyarakat, Menteri Keuangan Israel membantah bahwa gerakan boikot dapat merugikan mereka. Justru, apabila kebijakan itu diberlakukan maka hanya akan menambah penderitaan rakyat Palestina, bukan merugikan Israel.
Sebab, sekitar 40 persen ekspor Israel adalah barang "intermediet" atau produk tersembunyi yang digunakan dalam proses produksi barang di tempat lain, seperti semikonduktor.
Selain itu, sekitar 50 persen dari ekspor Israel adalah barang "diferensiasi" atau barang yang tidak dapat digantikan, seperti chip komputer khusus.