Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, kunci keberhasilan pertumbuhan ekonomi 2024 yaitu salah satunya adalah menjaga penerimaan pajak.
Tercatat, penerimaan pajak per 12 Desember ini naik 7 persen yaitu sebesar Rp 1.739,8 triliun. Jumlah ini setara 101,3 persen dari target APBN 2023.
"Ini akan menimbulkan tax ratio membaik dan kemudian kita fokus belanja akan menjadi lebih baik meskipun ini adalah tahun terkahir dari presiden Jokowi. Ini memang critical points nya adalah quality spending dan speed of spending kayak tahun ini," kata Menkeu Sri Mulyani dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia, di St Regis, Jakarta Jumat (22/12/2023).
Baca juga: Realisasi Penyaluran BBM Bersubsidi Diprediksi Akan Bengkak, Bagaimana APBN? Ini Kata Kemenkeu
Bendahara negara itu mengatakan, penerimaan pajak sempat mengalami pertumbuhan tinggi yaitu pada tahun 2021 naik 35 persen dan 2022 40 persen. Meskipun di tahun 2020 mengalami kontraksi hingga -18 persen akibat Pandemi Covid-19.
Untuk itu, titik kritis bagi pertumbuhan ekonomi 2024 adalah menjaga penerimaan pajak agar tetap tumbuh.
"Tapi dengan 35 dan 40 persen itu sebetulnya dua base line sudah elevated sangat tinggi. Jadi critical point adalah apakah kita akan tetap bisa menjaga momentum pertumbuhan yang menjadi basis pajak kita," jelas dia.
Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti dari sisi pembiayaan. Dia berharap tingkat suku bunga global akan menurun artinya bisa menjaga pembiayaan dengan suku bunga yang tinggi di 2024.
"Kita lihat 2023 itu kita banyak membuat buffer safety net untuk financing karna thaun ini memang turbulance banget," ucap dia.
"Domestik pasar kita untuk obligasi kita makin deepening, retail makin luas, sehingga basis pembiayaan juga lebih stabil," sambungnya.
Untuk itu, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah bakal mendorong pertumbuhan melalui kebijakan fiskal pada saat penerimaan pajak dan pembiayaan yang relatif baik.
"Jadi kalo pajak dan penerimaan negara relatif baik, dan pembiayaan stabil, maka kita fokus bagaimana mensuport growth. Itu dari sisi kebijakan fiskal kita, jangan sampai fiskal APBN jadi sumber masalah," ungkapnya.