Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno turut angkat suara terkait adanya anggapan Bali masuk ke dalam kategori overtourism.
Sebagai informasi, overtourism merupakan situasi pertumbuhan kunjungan wisatawan secara besar-besaran, dan diikuti dengan membludaknya kunjungan hingga mencapai puncak.
Fase ini disebut-sebut dapat mempengaruhi kualitas hidup warga setempat dan pengalaman para wisatawan.
Baca juga: Dishub Akui Terlambat Tangani Kemacetan Parah di Bali, Menhub Siapkan Pembangunan LRT
Adapun, anggapan Bali Overtourism setelah adanya fenomena kemacetan 'horor' yang terjadi di Tol Bali Mandara pada periode libur Natal dan Tahun Baru 2023/2024.
"Untuk anggapan overtourism, level ini (kunjungan turis di Bali pada Nataru) masih di bawah dari 2019," ungkap Sandiaga di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Rabu (3/1/2024).
"Tapi kita sangat memantau bahwa pariwisata ke Bali dan seluruh Indonesia adalah pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," sambungnya.
Menurut Sandi, kemacetan yang terjadi di Bali dikarenakan peningkatan signifikan jumlah pengguna kendaraan pribadi.
Namun, dari sisi jumlah wisatawan masih dalam kategori normal.
"Untuk (kemacetan) bandara sebetulnya kunjungan sesuai dengan proyeksi dan ekspektasi. Tidak ada lonjakan yang terlalu signifikan, namun karena aktivitas mobil pribadi yang bergerak," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jalan Tol Bali Mandara yang merupakan akses menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah, Bali, beberapa hari belakangan menjadi sorotan publik.
Hal ini dikarenakan jalan tol tersebut sempat mengalami kemacetan 'horor', di mana banyak mobil terjebak macet dan tidak bisa bergerak.
Sejumlah orang bahkan memilih turun dari mobil dan jalan kaki untuk menuju tempat yang dituju. Padahal, kemacetan di Jalan Tol Bali Mandara tak pernah separah itu.