Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, inflasi selama 2023 merupakan yang terendah sepanjang era reformasi.
"Selama 2023 inflasi 2,61 persen. Pada Desember 0,4 persen. Ini (inflasi sepanjang 2023) terendah sepanjang reformasi," kata Zulhas, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers bertajuk "Capaian Kinerja Perdagangan 2023 dan Outlook Perdagangan 2024", Kamis (4/1/2024).
Ia mengatakan, upaya Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar bisa meraih capaian tersebut adalah dengan turun langsung ke lapangan.
Baca juga: Menko Perekonomian Airlangga Sebut Tingkat Inflasi Indonesia Lebih Baik dari Negara Lain
Dia bilang, Kemendag memantau secara intensif Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) di 679 pasar dari 503 kabupaten/kota.
Jadi, kalau ada pasokan yang terlambat, Zulhas mengatakan Kemendag akan mengkoordinasikan masalahnya apa, kemudian akan diantisipasi.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan Kemendag berkoordiasi dengan beberapa pihak, satu di antaranya adalah Badan Pangan Nasional.
"Selain itu Kemendag berkoordiasi dengan Badan Pangan Nasional, pemerintah dan daerah karena harga cabainya tinggi itu, dan transportasi bisa ditanggulangi oleh APBD yang disebut dana cadangan yang disebut bencana tidak terduga," ujar Zulhas.
"Selain itu kita juga memastikan komoditas berasal dari luar negeri datang tepat waktu," lanjutnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi bulanan atau month to month (MtM) pada bulan Desember 2023 sebesar 0,41 persen.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan, terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023.
"Pada Desember 2023 terjadi inflasi sebesar 0,41 persen secara bulanan," kata Amalia dalam Konferensi Pers Rilis BPS edisi Selasa (2/1/2024).
BPS mencatat, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen dan andil inflasi 0,29 persen.
Amalia mengatakan, komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabe merah andil inflasi sebesar 0,06 persen, bawang merah andil inflasi sebesar 0,04 persen, tomat andil inflasi sebesar 0,03 persen.
Kemudian harga cabe rawit memberi kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,02 persen, beras andil inflasi sebesar 0,02 persen, serta telur ayam ras andil inflasi sebesar 0,02 persen.
"Komoditas di luar kelompok makanan dan minuman dan tembakau yang juga memberikan andil signifikan terhadap inflasi secara MtM, antara lain tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,05 persen, emas perhiasan andil inflasi sebesar 0,02 persen serta komoditas rekreasi dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen," ujarnya
Sedangkan jika dilihat inflasi secara tahunan atau year to year (YtY), angka inflasi Desember 2023 sebesar 2,61 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 119,56 pada Desember 2023.
"Kelompok pengeluaran inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau yaitu sebesar 0,18 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 1,60 persen terhadap inflasi umum," jelas Amalia
Sedangkan komoditas yang memberikan andil inflasi adalah beras sebesar 0,53 persen, cabai merah dengan andil inflasi sebesar 0,24 persen, rokok kretek filter dengan andil inflasi sebesar 0,17 persen.
Kemudian, cabai rawit dengan adil inflasi sebesar 0,10 persen dan bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen.
Sementara beberapa komoditas lainnya yang menjadi penyumbang terbesar untuk inflasi Desember 2023 yaitu emas perhiasan dengan andil sebesar 0,11 persen dan tarif angkutan udara dengan andil sebesar 0,08 persen.