Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM - Industri kosmetik saat ini sedang tumbuh pesat ditandai dengan banyaknya merk kosmetik lokal yang sukses merebut pasar.
Fenomena ini ditangkap dunia perguruan tinggi dengan menyelenggarakan diseminasi Ilmu Kimia dalam kaitan implementasinya di industri kosmetik.
Ketua Program Studi Kimia Universitas Bojonegoro (Unigoro), Bakhru mengatakan bahan kimia kini makin luas digunakan di berbagai sektor industri termasuk industri kosmetik. Hal ini disampaikannya saat sambutan dalam kuliah umum yang digelar Prodi Kimia Unigoro pada Kamis, 4 Januari 2024 lalu.
Baca juga: Kinerja Ekspor 10 Bulan Capai 601 Juta Dolar AS, Geliat Industri Kosmetik Lokal Kian Terasa
Dia mengatakan, Prodi Kimia Unigoro sudah rutin melakukan kuliah umum selama 3 semester terakhir. Topik-topik yang dikupas adalah seputar bentuk kimia yang paling mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari.
Kali ini untuk semester ganjil diangkat tema kosmetik. Kosmetik adalah salah satu komponen dalam kehidupan sehari-hari yang dirasa menjadi paling representatif untuk mendesiminasi kimia dan mempertegas bahwa kimia adalah sesuatu yang dekat dengan kehidupan kita.
"Karena kimia memang tidak melulu tentang bahan berbahaya dan beracun," kata Bakhru.
Kuliah umum ini digelar dengan mendatangkan narasumber dari Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN, dia adalah Dr. Dewi Sondari, M.Si.
Dewi adalah peneliti produktif di BRIN dan sudah menelurkan lebih dari 100 riset terpublikasi secara berturut-turut pada 2022 dan 2023 lalu. Dewi juga pernah mendapat penghargaan peneliti yang memiliki paten terbanyak nomor 2 pada tahun 2022, beberapa diantaranya dengan tema pembuatan tabir surya, body lotion dan masker kupas.
Dewi memulai pembicaraan dengan mereview ulang apa itu kosmetik. Kosmetik adalah sediaan yang digunakan untuk luar badan, digunakan untuk memperbaiki, mengharumkan, dan merawat bagian luar butuh.
Lalu dilanjutkan dengan pembicaraan lebih dalam tentang komposisi kosmetik, cara pembuatan, dan memanfaatkan bahan alam untuk pembuatan kosmetik.
Baca juga: Pengamat: Orientasi Industri Kosmetik Indonesia Salah Arah
Bahan utama penyusun kosmetik adalah bahan aktif, surfaktan, emolien, antioksidan, pengawet, dan pengharum.
Selain bahan penyusun, Dewi juga menjelaskan logika dan cara pembuatan kosmetik. Penyusunan kosmetik ternyata didasarkan pada fungsinya.
“Kalau pembuatan kosmetik itu tujuannya sebagai materi dasaran, basisnya harus air, agar kosmetik di atasnya bisa menempel. Pun kalau kosmetik itu pelembab, berarti sistemnya harus minyak. Salah menyusun ini, kosmetik tidak akan mampu diaplikasikan di permukaan tubuh,” kata Dewi.
Beberapa bahan alam yang dapat digunakan untuk kosmetik instan adalah seperti minyak zaitun, minyak kelapa/VCO, minyak alpukat, tomat, propolis, dan kelor.
Secara singkat Dewi juga menjelaskan kenapa beberapa jenis bahan alam yang disebutkan ini dapat menjadi kosmetik, seperti banyaknya antioksidan dalam bahan-bahan yang disebutkan sebelumnya.
Selain itu, banyak juga bahan kimia aktif dalam bahan alam yang memiliki beragam manfaat.
Dewi Sondari juga menjelaskan kenapa asam askorbat dapat digunakan untuk mencerahkan kulit. Meskipun ia juga mewanti-wanti dalam pengunaan kosmetik, khususnya yang mengandung asam askorbat tidak dalam jumlah yang banyak, karena akan memperkeras kerja ginjal.
Baca juga: Industri Kosmetik Ini Kantongi Sertifikasi Penjualan Berjenjang Syariah dari DSN MUI
Sesi diskusi berjalan sangat meriah. Kuliah umum yang juga menghadirkan siswa siswi SMA di Bojonegoro ini merangkum banyak pertanyaan, seperti tips bagaimana memilih skincare, membuat skincare dengan mudah, sampai sistem kerja tabir surya yang dapat melindungi kulit dari guyuran sinar UV dari matahari.
Banyak pertanyaan memang seputar tips and trick untuk kehidupan tentang memilih produk skincare di kegiatan diseminasi ini.
“Akhirnya, prodi kimia melalui kaprodi menyampaikan bahwa harapannya kedepan kimia benar-benar menjadi kawan masyarakat umum. Tidak bingung lagi pilih skincare, kalau paham kimia,” pungkas Bakhru.