Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam laporannya menyebutkan, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) berada di angka 52,35 pada Januari 2024.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional, Eko SA Cahyanto mengatakan, angka tersebut meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,32.
"Indeks Kepercayaan Industri Januari 2024 mencapai 52,35, meningkat 1,03 poin dibandingkan Desember 2023. Hal ini menunjukkan bahwa industri meningkat ekspansinya," ucap Eko dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Baca juga: Industri Manufaktur Bentuk Dewan Penasihat Ilmiah untuk Pacu Kemampuan Riset
Eko menjelaskan, peningkatan IKI dipengaruhi oleh peningkatan nilai pada 13 subsektor yang didominasi oleh peningkatan nilai persediaan yang menunjukkan ekspansi sebesar 50,8.
Artinya, kinerja industri pengolahan nonmigas pada bulan Januari didominasi oleh penyerapan hasil produksi periode sebelumnya, khususnya di pasar domestik dan peningkatan produksi untuk memenuhi pesanan baru.
Hal ini juga didukung oleh kelancaran pengiriman dan logistik.
Jika dilihat dari sisi pesanan, secara keseluruhan nilai variabel pesanan baru masih mengalami ekspansi walaupun menurun 1,27 poin menjadi 52,17.
Demikian juga dengan variabel produksi yang mengalami sedikit penurunan sebesar 0,18 poin menjadi 53,68.
Lebih detail, Eko menjelaskan bahwa terdapat tiga subsektor yang berubah level menjadi ekspansi, yaitu industri karet, barang karet dan plastik, industri barang galian bukan logam, serta industri mesin dan perlengkapan ytdl.
Sehingga, jumlah subsektor yang mengalami ekspansi menjadi 17 subsektor dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto triwulan III tahun 2023 sebesar 90,8 persen.
Baca juga: Hadapi Penerapan Industri 4.0, Kompetensi Pekerja Krakatau Posco Ditingkatkan
Peningkatan harga batubara dan komoditas ditengarai mendorong ketiga sektor tersebut bergerak maju, selain faktor pesanan domestik.
Nilai ekspansi IKI terbesar terjadi pada subsektor industri minuman, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, serta industri makanan.
Pada subsektor industri minuman, meskipun nilai ekspansinya tertinggi, tetapi juga mengalami penurunan nilai pada variabel produksi yang signifikan.