Sedangkan, tingkat inflasi inti tahunan di AS terpantau sebesar 3,9% pada bulan Januari 2024, tidak berubah dari bulan sebelumnya dan di atas perkiraan pasar sebesar 3,7%.
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat tajam, setelah data menunjukkan kenaikan pada inflasi,” ujar Pengamat Mata Uang Lukman Leong dikutip dari Kontan.co.id.
Dari domestik, Lukman melihat, investor masih tetap mengantisipasi hasil pemilihan Presiden (Pilpres).
Oleh karena itu, data perdagangan Indonesia yang bakal menjadi perhatian seperti neraca perdagangan ekspor impor yang dijadwalkan rilis pada Kamis (15/2).
Lukman menuturkan, hasil kemenangan yang cukup meyakinkan dan berpotensi hanya terjadi pemilu 1 putaran bakal menjadi sentimen positif bagi investor.
Pilihan Saham
Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya mengamati, berdasarkan data historis sejak Pemilu 2004, secara tahunan kinerja IHSG positif pada akhir tahun Pemilu.
Di sisi lain, fluktuasi harga terjadi pada periode waktu yang lebih pendek seperti bulanan bahkan mingguan.
Berdasarkan pengamatan sejak Pemilu 2009, bulan saat dilakukan Pilpres cenderung positif .
Penguatan terbesar pada Pilpres tahun 2009, di mana ekspektasi pasar memperkirakan Pilpres dua putaran, namun hanya terjadi satu putaran telah dicapai suara sah untuk Presiden terpilih, yakni incumbent.
"Koreksi IHSG secara bulanan justru terjadi mayoritas di bulan pelantikan Presiden, di mana pasar cenderung mencermati perkembangan pelaksanaan program presiden baru," terang Cheril dalam risetnya.
Pada Pilpres 2024 ini, peluang untuk terjadi satu putaran maupun dua putaran masih terbuka.
Dalam skenario satu putaran, IHSG berpotensi melanjutkan pola bullish flag dan melanjutkan penguatan dengan target 7.465 hingga akhir Februari 2024.
Dalam skenario ini, Cheril menaksir sektor keuangan, properti dan konstruksi menjadi pendorong penguatan IHSG. Saham pilihan yang dapat dicermati adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
Baca juga: Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya Simpulkan Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran
Sedangkan dalam skenario Pilpres dua putaran, IHSG berpotensi melemah karena belum berhasil melampaui resisten 7.300 dan justru melanjutkan pola downtrend pada minor trend. Sektor yang masih berpotensi menguat berasal dari sektor defensive, sekaligus mengantisipasi menjelang bulan Ramadhan.