News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Beras Melonjak

Janji Pemerintah Meleset: Beras Hilang di Ritel Modern, Masyarakat Kurangi Pembelian Akibat Mahal

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang ibu rumah tangga tengah membeli beras premium di Hypermart Jalan Raya Margonda Depok. Bapanas menyampaikan ke pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) persoalan beras akan selesai pekan kemarin.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Janji pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatasi kelangkaan dan menekan harga beras meleset dari target yang disampaikan pengusaha ritel.

Sebelumnya, Bapanas menyampaikan ke pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) persoalan beras akan selesai pekan kemarin.

Namun, ketika Tribunnews.com menyambangi salah satu ritel moderen di Tanjung Barat, Jakarta Selatan pada Senin (19/2/2024) stok beras kemasan 5 kg, baik premium maupun beras program Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) Bulog tidak nampak di rak yang biasa disediakan untuk beras.

Hanya tersisa beras merah kemasan 2 kg yang jumlahnya hanya empat pcs. Justru, rak beras itu diganti dengan stok tepung terigu dan gula.

Baca juga: Jokowi Jelaskan Alasan Pemerintah Bagikan Bansos Beras: Harga Naik Karena Perubahan Iklim

Pramuniaga Alfamidi mengatakan, beras kemasan 5 kg itu sudah tidak ada sejak dua minggu yang lalu.

Dia pun mengaku keberadaan beras ini sulit didapatkan dibandingkan barang lainnya.

"Beras habis, sudah pada habis semua rata-rata. Sudah lama enggak ada sejak kampanye pemilu sudah pada kosong," kata Pramuniaga saat ditemui Tribunnews.

Senada dengan Alfamidi, Tribunnews mencoba menyusuri ritel modern lainnya seperti Indomaret Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Stok beras kemasan 5 kg pun tak nampak. Hanya beras jenis lain misalnya beras merah, beras jagung, beras singkong bahkan beras Porang.

Terpantau pada rak besi itu beras merah dengan kemasan 2 kilogram Rp 36.100 tersisa 4 pcs.

Beras jagung Rp 39.900 kemasan 1 kg tersisa 2 pcs. Beras singkong Rp 39.900 kemasan 1 kg hanya 2 pcs.

Kemudian, beras ketan hitam kemasan 500 gram Rp 20.900 tersisa 2 pcs dan terakhir beras fukumi atau beras porang Rp 196.000 kemasan 1 kg hanya tersisa 1 pcs.

Janji Pemerintah Meleset

Kelangkaan beras di pasar ritel modern ini berbanding terbalik dengan pernyataan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang mengungkapkan bahwa stok beras di Pasar Induk Cipinang melimpah, sehingga dia membantah stok beras mulai lenyap di pasaran.

"Saya datang di pasar induk beras Cipinang ini untuk memastikan bahwa stoknya ada," kata Jokowi, Kamis (15/2/2024).

Presiden memastikan bahwa stok beras sekarang ini ada. Presiden sudah mengecek ketersediaan beras ke pasar induk dan gudang-gudang beras.

"Ini hari ini kita cek melimpah tinggal distribusi ke pasar ritel, pasar yang ada di daerah semuanya. Cek langsung ke gudang ini ke pedagang di cek cek," pungkasnya.

Sebelumnya pada pekan lalu, Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan pihaknya dijanjikan pemerintah bahwa masalah kelangkaan beras premium di ritel modern bisa teratasi akhir pekan ini.

Usai rapat bersama Badan Pangan Nasional, ia mengungkap bahwa ritel modern akan diguyur dengan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

"Tadi sih dibilang akhir minggu ini, tapi kita minta, karena hari Rabu libur, ya hari Kamis sudah kelihatan. Jangan tunggu Jumat dan Sabtu karena memang ini urgen kan. Jangan sampai (masyarakat) panic buying," kata Roy ketika ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).

Untuk mengguyur ritel modern dengan beras SPHP, ia mengatakan pihak swasta sampai harus membantu Perum Bulog dalam proses pengepakannya.

Hal itu, menurut Roy, karena Bulog memiliki keterbatasan dalam pengepakan beras SPHP.

"Ada proses di mana mereka (Bulog) harus packing. Kan Bulog juga packing terbatas, jadi perlu ada kerja sama dengan packers swasta," ujar Roy.

"Jadi, beras SPHP yang karungan mau dikirim ke swasta, supaya swasa mem-packing," lanjutnya.

Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya bersama semua stakeholder pangan akan segera menggelontorkan beras ke berbagai lini pasar.

Ini merupakan perintah dari Presiden Jokowi agar masyarakat kembali bisa berbelanja beras dengan tenang dan bijak sesuai kebutuhan.

Jokowi telah memerintahkan agar semua pihak terkait bisa mengonversi beras 5 kg, lalu segera kirim ke pasar tradisional dan pasar ritel modern.

Arief juga diperintah untuk membereskan stok di Pasar Induk Beras Cipinang karena stoknya yang melimpah, sedangkan stok di pasar ritel modern malah sedikit.

"Jadi semua elemen ekosistem beras nasional, mulai dari penggiling padi, pedagang termasuk ritel, BUMN, dan BUMD, kita akan cetak ke 5 kg, kita akan percepat,” ujar Arief.

Ia mengatakan, sekarang yang dipercepat pihaknya adalah mencetak beras kemasan 5 kg lalu kirim ke pasar, baik dalam bentuk beras SPHP maupun komersial.

"Komersialnya nanti Food Station, SPHP itu Bulog. Untuk yang komersial akan dikerjakan oleh Food Station bersama penggiling padi yang lain. Lalu untuk SPHP, nanti Bulog juga dibantu oleh teman-teman yang punya rebagging (pengemasan ulang),” ujar Arief.

Beras komersial pun telah disiapkan sebanyak 200 ribu ton. Khusus untuk Jakarta, sesuai permintaan dari Pj Gubernur DKI Jakarta dan Dirut Food Station, diberikan 50 ribu ton.

"Jadi silahkan Bapak Dirut Food Station menyiapkan beras komersial untuk dikirimkan ke seluruh modern market yang ada di Jabodetabek," tutur Arief.

"Bulog juga akan menyiapkan distribusi beras dari pelabuhan langsung ke Food Station. Ini tidak boleh ditunda lama-lama,” sambungnya.

Kurangi Pembelian Beras

Mahalnya harga beras membuat masyarakat mengurangi pembelian komoditas pangan tersebut, seperti terjadi Sumatera Selatan.

Harga beras di Kota Lubuklinggau Sumsel naik menjadi di kisaran Rp.14.500 sampai Rp. 15.000 per kilogram.

Andi salah satunya, ia mengaku terpaksa membeli beras secukupnya saja, untuk memenuhi kebutuhan di rumahnya.

"Sekarang beli secukupnya saja, biasanya saya beli 10 Kg untuk satu minggu sekarang 5 Kg," ceritanya pada Tribunsumsel.com, Senin (19/2/2023).

Menurutnya kenaikan harga beras sekarang cukup terasa, akibatnya ia terpaksa harus mengatur ulang keuangan rumah tangganya.

"Kita terpaksa harus mikir lagi, karena naiknya cukup banyak, jadi harus dibagi-bagi dengan kebutuhan lainnya," ungkapnya.

Baca juga: Harga Pangan di Jabodetabek per 19 Februari: Beras, Telur, dan Minyak Goreng Masih Dibanderol Mahal

Lanjutnya, saat ini ia hanya bisa pasrah dan berharap harga beras kembali turun, karena naiknya harga beras saat ini membuat harga kebutuhan lainnya juga naik.

"Harapannya beras turun normal kembali agar harga-harga kembali turun," ujarnya.

Sementara pemilik Toko Beras Berkah, Rio mengungkapkan saat ini harga beras rata-rata Rp. 14.500 per kilogram untuk jenis karungan.

"Kalau untuk eceran rata-rata Rp.15.000 per kilogram untuk semua jenis beras premium," ujarnya.

Dia mengungkapkan naiknya harga beras di Kota Lubuklinggau ini dari tanggal 1 Febuari 2024 untuk semua merek beras.

"Rata-rata naik Rp. 500 per kilogram, memang dari gudangnya naik termasuk dari pabrik atau beli karungan dari Belitang langsung," ungkapnya.

Menurutnya, selain harga mengalami kenaikan harga, stoknya juga banyak yang kosong, berasnya harga naik harganya barangnya juga tidak ada.

"Yang biasa beli 10 Kg beli sekarang beli 5 Kg ditambah sekarang yang beli juga sepi," ujarnya.

Termasuk saat ini beras stabilisasi pasokan harga pasar (SPHP) dari Bulog juga sekarang sedang kosong.

"Sekarang beras SPHP juga kosong, biasanya selalu, karena beras itu paling banyak dicari masyarakat harganya murah," ungkapnya

500 Ribu Ton Beras Impor Sudah Masuk RI

Perum Bulog mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengimpor beras pada 2024 sebanyak 2,5 juta ton.

Sebanyak 500 ribu ton merupakan penugasan lanjutan dari tahun 2023 dan 2 juta ton sisanya merupakan penugasan impor khusus tahun 2024.

Kadiv Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Perum Bulog Cahyaningtiyas Rispinatri mengatakan hingga Minggu (18/2/2024) realisasi impor beras tahun 2024 mencapai 507.000 ton.

"Dari penugasan tahun 2024 ini sudah kami realisaikan kedatangan Januari-Februari 507.000 ton," kata Cahyaningtiyas dalam Rakor Pengandalian Inflasi dikutip dari Kontan, Senin (19/2/2024).

Menurutnya, impor beras ini dilakukan Bulog untuk memenuhi kebutuhan dan stabilisasi harga komoditas pangan tersebut.

Bulog mengakui saat ini tidak dapat menyerap beras lokal karena harga gabah sudah di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Pengadaan dari dalam negeri sudah tidak mungkin kami akses karena harga gabah dan beras tinggi, jadi memang pengadaan luar negeri jadi opsi," jelasnya.

Untuk mempercepat pengadaan, Bulog juga memperluas kawasan bongkar muat beras impor di berbagai pelabuhan.

Beberapa di antaranya adalah Tanjung Priok, Merak, Cigading, Patimban, Tanjung Mas, Tanjung Wangi, Tanjung Perak, Tanjung Tembaga, Kijing, Tenau, Dumai, Bitung, Teluk Banyur, Palembang, Belawan, Makassar dan Pantoloan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini