News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Beras Melonjak

Sri Mulyani Peringatkan Harga Beras Naik Berdampak Inflasi

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang beras merapikan tumpukan beras yang dijual di Agen Beras Aek Lumputan, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Berdasarkan panel harga pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rabu, 21 Februari 2024 pukul 11.50 WIB, harga beras premium naik Rp 100 menjadi Rp 16.260 per kilogram (kg). Kemudian beras medium tercatat naik Rp 40 menjadi Rp 14.160 per kg. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mewaspadai kenaikan harga beras yang sudah mencapai 77 persen sejak awal tahun, bakal berdampak pada inflasi di Indonesia.

Meskipun dalam catatannya, inflasi Indonesia saat ini lebih rendah dibandingkan negara-negara maju lain.

"Kita juga waspada terhadap kenaikan harga beras bulanan yang mencapai 7,7 persen year to date, hingga tanggal 21 Februari telah mencapai rata-rata harga di Rp 15.175," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Kamis (22/2/2024).

Baca juga: Pengamat: Mahalnya Harga Beras dan Hancurnya Stok Saat Ini Gara-gara Alokasi Pupuk Dikurangi

"Ini yang memberikan kontribusi terhadap inflasi volitile food di dalam headline inflasi kita," tuturnya.

Bendahara negara juga merinci, beberapa komoditas pangan lainnya yang mengalami kenaikan mulai dari cabai merah 17 persen persen. Kemudian telur ayam naik 3,9 persen, daging ayam naik 2,2 persen hingga bawang putih naik 1,9 persen.

Sri Mulyani menyebut bahwa stabilisasi komoditas pangan ini perlu dijaga apalagi Indonesia akan memasuki bulan Ramadan beberapa bulan kedepan.

"Tentu ini menjadi tantangan menjelang Idul Fitri atau juga puasa Ramadan, maka volitile food harus bisa segera distabilkan agar headline inflation kita masih bisa terjaga rendah pada saat inflasi dunia dan negara maju juga mulai mengalami penurunan," bebernya.

Di sisi lain, Sri Mulyani menyatakan bahwa kondisi core inflation Indonesia masih tergolong rendah di 1,68 persen, sementara administered price inflasinya tercatat 1,74 persen. Sedangkan inflasi volatile food mencapai 7,2 persen.

Baca juga: Peneliti: Keterbatasan Produksi Jadi Penyebab Harga Beras Meroket

"Pertumbuhan ekonomi tahun 2024 tentu akan terus kita jaga hingga sampai dengan Februari ini pun masih terlihat bahwa berbagai indikator menunjukkan adanya indikasi pertumbuhan yang masih bisa terjaga," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini