BTN Mulai Merangsek ke Lautan Industri Perbankan Syariah RI

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hingga akhir 2023, UUS BTN membukukan pertumbuhan laba bersih mencapai Rp702,33 miliar. Keuntungan tersebut, meroket 110,55% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp333,58 miliar.
Hingga akhir 2023, UUS BTN membukukan pertumbuhan laba bersih mencapai Rp702,33 miliar. Keuntungan tersebut, meroket 110,55% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp333,58 miliar.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) telah mulai menapaki jalan menuju lautan industri perbankan syariah Tanah Air yang belum tergarap maksimal.

Melalui Unit Usaha Syariah (UUS) yang akan terpisah ke depannya, BTN pun mencoba menjala dana masyarakat yang tertarik terhadap layanan perbankan syariah.

Adapun pemisahan atau spin-off bagi Unit Usaha Syariah (UUS) tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau POJK12/2023.

Beleid itu menyatakan, bank yang memiliki UUS dengan nilai aset UUS telah mencapai 50 persen dari total nilai aset induknya atau jumlah aset paling sedikit Rp50 triliun, wajib melakukan pemisahaan UUS.

Baca juga: Tentramnya Pedagang Tempe Miliki Rumah Sendiri Berkat KPR BTN: Hati Senang, Keuntungan Terus Datang

Langkah meraup kue syariah yang besar pun diperkuat proses yang dijalani BTN untuk merger dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Ekonom Senior sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, potensi pasar keuangan syariah Indonesia sangat besar karena mayoritas penduduknya adalah muslim.

Namun, kata Piter, perbankan syariah yang ada pada saat ini belum mampu meraup pasar yang begitu besar.

"Potensi itu (pasar keuangan syariah) belum sepenuhnya bisa direalisasikan. Ini terbukti dengan pangsa pasar perbankan syariah yang masih sangat kecil di kisaran 7 persen," tutur Piter saat dihubungi Tribunnews, yang ditulis Minggu (25/2/2024).

Piter menyebut, bank syariah yang masuk kelompok besar saat ini hanya ada PT Bank Syariah Indonesia (BSI), tetapi satu saja tak cukup untuk melanyani pasar yang ada.

"Kalau BTN Syariah jadi merger dengan Bank Muamalat akan ada dua bank syariah besar yang akan meningkatkan peran bank syariah di Indonesia. Merger tersebut bisa menjadi jalan cepat bagi UUS BTN Syariah untuk spin off dan ini saya kira itu adalah peluang baik," papar Piter.

Di sisi lain, Piter pun berharap suku bunga ke depan dapat lebih rendah agar perbankan syariah yang kompetitif semakin masif berkembang.

"Sistem keuangan Indonesia dengan suku bunga tinggi, tidak kondusif untuk mendorong berkembangnya perbankan syariah," ucapnya.

Hingga akhir 2023, UUS BTN membukukan pertumbuhan laba bersih mencapai Rp702,33 miliar. Keuntungan tersebut, meroket 110,55 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp333,58 miliar.

Rampung Sebelum Pergantian Presiden

Proses merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat dipatok bakal rampung sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir pada Oktober 2024.

“Muamalat dan BTN Syariah kalau bisa digabungkan targetnya Maret, April, atau Mei 2024. Intinya sebelum Oktober 2024,” ujarnya di JIExpo Kemayoran Jakarta, beberapa waktu lalu.

Erik mengatakan, pemerintah melalui Kementerian BUMN terus mendorong peningkatan ekonomi syariah dan kehadiran bank syariah di luar BSI menjadi penting.

Menurut Erick, penggabungan dua bank yakni BTN Syariah dan Bank Muamalat memiliki peluang besar untuk masuk ke dalam jajaran 10 bank syariah terbesar di dunia.

Di tempat terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menyebut BTN dan Bank Muamalat kini sedang dalam proses negosiasi dan belum mengajukan izin kepada otoritas.

Menurutnya, OJK saat ini masih menunggu hasil negosiasi bisnis antarkedua perusahaan.

“Silakan aja mereka selesaikan dulu. Kalau ada kesepakatan, baru kita ketemu saya setelah itu," ujarnya.

Untungkan UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebut bakal untung saat BTN Syariah dan Bank Muamalat telah bersatu.

Hal tersebut dikemukakan Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo ketika ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

"Kami memberikan masukan, apabila nanti memang akhirnya terjadi transaksi ini, UMKM tetap menjadi fokus utama," ujar Tiko sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo.

Tiko melihat BTN memiliki jaringan yang besar, sehingga jangkauan yang bisa dimanfaatkan pelaku UMKM juga bisa semakin luas.

"Justru dengan bergabung, seandainya jadi bergabung, justru BTN ini kan jaringannya luas. Sehingga jangkauan kita untuk masuk ke UMKM, termasuk juga untuk memberikan KPR syariah bisa semakin luas," tutur Tiko.

Lebih lanjut Ia mengatakan, Kementerian BUMN sebagai pemegang saham BTN, tidak langsung terlibat dalam proses negosiasi business-to-business (B2B) antara BTN dan Muamalat.

Posisi Kementerian BUMN hanya memberi restu kepada BTN untuk bernegosiasi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) selaku pemilik Muamalat.

"Kami memberikan lampu hijau saja pada BTN untuk bernegosiasi dengan BPKH," kata Tiko.

Jadi, mengenai kesepakatan antara BPKH dengan BTN, Tiko mengatakan Kementerian BUMN mempersilakan dilakukan secara B2B.

Kementerian Agama (Kemenag) melihat merger antara Bank Muamalat dan BTN Syariah merupakan bagian dari penguatan bank-bank syariah.

"Ya itu kan bagian dari penguatan bank-bank syariah ini supaya bagus dan lebih mampu untuk melakukan pemajuan di sistem keuangan kita," kata Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki ketika ditemui di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).

Menurut dia, selama aksi korporasi tersebut membawa kebaikan, Kemenag akan mendukung langkah tersebut.

"Ya kita selama itu membawa kebaikan, tentunya merger ini kan bagian yang sudah diperhitungkan, kalau memang itu kebaikannya banyak, kita dukung saja," ujar Saiful.

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengungkap usai BTN Syariah dan Bank Muamalat menjadi satu maka bisnis modelnya hampir sama dengan segmen konvensional.

Porsi 60 persen hingga 70% akan difokuskan pada perumahan sesuai dengan ekosistem yang dibangun BTN. Sementara, 30 hingga 40% sisanya akan didorong ke segmen turunan lainnya, yakni SME dan UMKM.

"Harapan kami pada semester II tahun depan, UUS dikeluarkan dari BTN dan digabungkan ke bank yang sudah diakuisisi, ini diharapkan menjadi bank terbesar kedua di segmen syariah nomor dua di Indonesia," ujar Nixon.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini