TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perbankan di Tanah Air telah mengumumkan kinerja keuangannya sepanjang 2023.
Beberapa bank, berhasil mengantongi laba bersih atau keuntungan hingga puluhan triliun rupiah.
Tercatat, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 48,6 triliun per Desember 2023.
Pencapaian tersebut naik 19,4 persen secara tahunan (year on year/yoy), yang ditopang peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) senilai Rp 75,4 triliun di sepanjang 2023.
Baca juga: KUR BNI 2024: Limit Pinjaman hingga Rp 500 Juta, Bisa Dicicil Selama 5 Tahun
Kemudian, pendapatan selain bunga tumbuh 5,5% YoY menjadi Rp 23,9 triliun, sehingga total pendapatan operasional tercatat sebesar Rp 99,3 triliun atau naik 14,4% YoY.
Pada Desember 2023, BCA menyalurkan kredit naik 13,9% YoY menjadi Rp 810,4 triliun.
Pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan di berbagai segmen kredit, di antaranya kredit korporasi yang tumbuh 15,0% YoY mencapai Rp368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5% YoY mencapai Rp126,8 triliun.
Sementara itu, keuntungan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) lebih besar dibanding BCA yakni senilai Rp 55,1 triliun sepanjang 2023.
Satu di antara penopang pertumbuhan laba tersebut adalah kenaikan pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) di periode tersebut.
Bank Mandiri mencatat NII yang dimiliki senilai Rp 95,88 triliun atau naik 9,08% YoY.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri juga tercatat naik 5,78% YoY menjadi Rp 1.576,95 triliun. Di mana, tabungan menjadi tumbuh paling tinggi sekitar 7,92% menjadi Rp 584,71 triliun.
Namun, laba bersih BCA dan Bank Mandiri masih kalah dengan keuntungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) mencapai Rp60,4 triliun pada 2023 atau tumbuh 17,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Tak hanya itu, hingga akhir kuartal IV-2023 aset BRI konsolidasian tercatat sebesar Rp1.965 triliun atau tumbuh 5,3 persen (yoy).
Hingga akhir Desember 2023, BRI Group berhasil mencatatkan aset sebesar Rp1.965 triliun atau tumbuh 5,3 persen.
Penopang utama pertumbuhan laba BRI terletak pada kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh positif.
Untuk total kredit dan pembiayaan BRI Group telah tembus senilai Rp1.266,4 triliun.
Di sisi lain, PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencatatkan peningkatan total penyaluran kredit sebesar 7% yoy menjadi Rp156,56 triliun dari Rp146,12 triliun pada akhir tahun 2022.
Peningkatan kredit tersebut terutama didorong oleh penyaluran pinjaman kepada nasabah korporasi, usaha kecil dan menengah, dan Jenius.
Untuk Laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp2.358 miliar pada akhir tahun 2023, lebih rendah 24% yoy.
Penurunan ini disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk menambah pencadangan kredit sebesar Rp1.210 miliar.
Perusahaan menambah pencadangan kredit juga sebagai bentuk antisipasi berakhirnya POJK relaksasi kredit restrukturisasi pada 31 Maret 2024.