Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Warga dunia termasuk masyarakat Eropa dan Asia menyerukan aksi boikot terhadap produk kurma Israel menjelang bulan suci Ramadhan yang diperkirakan jatuh pada 10 Maret mendatang.
Gerakan ini kembali diserukan warga dunia sebagai kelanjutan dari seruan sebelumnya yang mengajak memboikot kurma produksi Israel sebagai solidaritas masyarakat internasional atas tindakan genosida Israel di Gaza.
Sebelum aksi boikot meluas, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mencatat pada 2017 Israel sanggup memproduksi kurma seberat 136.956 ton, dengan nilai ekspor mencapai 181,2 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,8 triliun.
Saat nilai perdagangan kurma dunia sempat anjlok pada 2020, ekspor kurma Israel masih mampu mengalahkan Tunisia dan Uni Emirat Arab.
Nilai ekspor kurma Israel mencapai 330,09 juta dolar AS, lebih unggul ketimbang nilai ekspor Tunisia yang hanya membukukan 273,05 juta dolar AS dan Uni Emirat Arab sebesar 205,47 juta dolar AS.
Namun akibat invasi yang dilakukan tentara Israel di Gaza hingga memicu lonjakan korban sipil mencapai 30.000 jiwa, kini masyarakat dunia mulai berbondong-bondong membatasi pembelian kurma Medjool yang merupakan andalan kurma ekspor Israel.
Dikutip dari Middleeasteye, untuk menguatkan aksi boikot ini, organisasi Palestine Campaign bahkan menghimbau masyarakat dunia berhenti membeli kurma asal Israel.
Baca juga: Seruan Boikot Kurma Israel Jelang Ramadan Bikin Produsen Ketar-ketir, Terancam Rugi Miliaran Dolar
“Masyarakat Palestina, yang menghadapi bencana kekerasan yang dilakukan Israel, menyerukan kepada kita untuk memboikot produk-produk Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan mereka demi kebebasan,” tulis laman Palestine Solidarity Campaign.
Periksa Label Produk: Boikot Kurma Israel
Palestine Campaign, juga meminta masyarakat untuk lebih cermat dalam memilih produk kurma yang akan dibeli.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memeriksa label nama perusahaan yang menjadi eksportir kurma Medjool dari Israel.
Ini karena sebagian besar kurma Medjool yang dijual di supermarket berasal dari tanaman di Israel atau pemukiman ilegal di tanah Palestina.
Baca juga: Cara Israel Mendanai Perang di Gaza: Ekspor Senjata, Jual Kurma dan Sumbangan AS
Langkah selanjutnya hindari produk yang mencantumkan nama Hadiklaim pada labelnya, karena perusahaan ini adalah salah satu eksportir terbesar kurma dari Israel dan pemukiman ilegalnya.
Terakhir, perhatikan nama perusahaan mana saja yang mengekspor kurma dari Israel dan pemukiman ilegalnya, seperti misalnya Mehadrin, MTex, Edom, Agrexco, dan Arava.
Produsen Kurma Israel Merugi Miliaran Dolar
Akibat aksi boikot ini, pangsa pasar kurma Medjool yang merupakan produk ekspor andalan Israel anjlok tajam di tahun ini.
Berbanding terbalik dengan hasil ekspor kurma sebelum perang dimulai.
Saat itu 50 persen kurma asal Israel diekspor ke Eropa, hingga Israel mengantongi keuntungan mencapai Rp 5 triliun per tahun.
Seorang pengusaha di industri kurma Israel mengaku telah kehilangan 50 persen pembeli asal Turki, karena produk bertanda 'buatan Israel' menahan calon pembeli dalam melakukan pembelian.
Baca juga: Jelang Ramadan, Simak 21 Merek Kurma Produksi Israel yang Diboikot, Ditanam di Tanah Palestina
“Siapa pun yang mendekati rak tersebut dan melihat tulisannya ‘Buatan Israel’ akan berpikir dua kali, mereka mencoba menghukum kami dengan mengurangi pembelian” kata seorang pengusaha kurma Israel dikutip dari Middle East Eye.
Berikut 20 merek kurma produksi Israel yang diseru boikot menjelang Ramadan ini, dilansir beberapa sumber.
1. La Palma
2. Mehadrin
3. Jordan River
4. Bonbonierra
5. King Salomon
6. Carmel
7. Kalahari
8. Karsten Farms
9. Bomaja
10. Lidl Deluxe
11. La Favorite
12. Brousse
13. Hadiklaim
14. Prana
15. Red Sea
16. Fancy Medjoul
17. Delilah
18. Shams
19. Premium Medjoul
20. Royal Treasure