Pasalnya, angka Rp15 ribu untuk makan sekolah di desa dan di kota berbeda.
"Makan siang ini baiknya dikaji lagi. Bukan hanya angkanya, tetapi kerumitannya. Dan bisa mubazir juga. Tiap anak sekolah beda kebiasaan dan beda segmennya. Angka Rp 15 ribu di desa beda dengan Rp 15 ribu di kota," kata Mardani.
Lebih lanjut, Mardani menambahkan bahwa proses penyalurannya juga perlu dikaji lebih dalam.
Dia pun tidak mau program yang bakal menghabiskan anggaran lebih dari Rp400 triliun itu menjadi sarang korupsi.
"Bagaimana jika ada kelambatan penyaluran? Bagaimana jika basi? Bagaimana pengawasan berjenjangnya? Bagaimana jika di korupsi. Enak dibahas dengan seksama," pungkasnya.