Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, pemanfaatan potensi energi terbarukan di Indonesia masih sangat minim.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 3,6 TeraWatt (TW). Khusus untuk energi surya, potensinya sekitar 3,3 TW.
Namun mirisnya, pemanfaatan energi surya saat ini masih kurang dari 1 persen dari besaran potensi yang ada.
Baca juga: Pemerintah Revisi Regulasi PLTS Atap, Ekonom: Berpotensi Menghambat Transisi ke Energi Surya
"Saat ini bauran energi primer kita didominasi oleh energi fosil, sementara Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah lebih dari 3,6 terawatt," ungkap Jisman di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (5/3/2024).
"Dari total tersebut, yang sebagian dari energi matahari yaitu 3,3 terawatt. Namun baru dapat dimanfaatkan kurang dari 1 persen," sambungnya.
Untuk itu, Kementerian ESDM mendorong pemanfaatan energi surya melalui regulasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap).
Jisman mengungkapkan, implementasi PLTS Atap sangat penting dilakukan untuk mendorong bauran energi baru terbarukan terhadap sistem Ketenagalistrikan nasional.
Selain itu, penggunaan PLTS Atas sejalan dengan tujuan Pemerintah dan global dalam mengurangi pemanfaatan energi berbasis fosil.
Diketahui, penggunaan energi berbasis fosil seperti bahan bakar minyak hingga batubara kurang ramah terhadap lingkungan, lantaran menghasilkan emisi yang cukup besar.
"Indonesia berkomitmen untuk turut mendukung mitigasi perubahan iklim agar kenaikan suhu global agar tidak melebihi 1,5 derajat celcius," papar Jisman.
"Penurunan emisi dilakukan antara lain melalui pengembangan energi baru terbarukan. Selain itu dalam jangka panjang Indonesia juga memiliki target untuk mengurangi porsi pemanfaatan energi fosil dalam rangka menuju Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat," pungkasnya.