TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Director International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) Prof. dr. Taruna Ikrar, Ph.D, kembali bertemu Menteri Investasi/Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Bahlil Lahadalia, di Jakarta, Jumat (22/3/2024).
Dalam pertemuan itu, Taruna Ikrar kembali menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk mendorong investasi kesehatan dari dunia internasional ke Indonesia demi mempercepat kemajuan pelayanan kesehatan di Tanah Air.
IAMRA merupakan Konsil Kedokteran Dunia yang beranggotakan 126 lembaga negara konsil kedokteran dari berbagai lembaga negara di dunia. Organisasi ini memiliki tujuan untuk mendorong regulasi medis yang efektif di seluruh dunia dengan mendukung praktik terbaik, inovasi, kolaborasi, dan berbagi pengetahuan demi kepentingan keselamatan publik dan mendukung profesi medis.
Bahkan, IAMRA mempunya visi memastikan "Agar setiap orang di seluruh dunia dirawat dan ditangani oleh dokter yang aman dan kompeten".
"IAMRA akan berperan untuk memajukan dunia kesehatan di Indonesia," ujar Taruna Ikrar dalam keterangannya, Jumat (22/3/2024).
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM RI Bahlil Lahadalia selaku bagian pemerintah berharap IAMRA dapat mendukung transformasi kesehatan, tenaga kesehatan, dan hubungan dengan aturan-aturan dengan transformasi kesehatan.
Pemerintah Indonesia sebelumnya telah menetapkan enam jenis transformasi yang akan dilakukan.
Baca juga: Nova Riyanti Yusuf Harap Tribunnews Setia Jadi Saluran Informasi Tentang Kesehatan Jiwa di Indonesia
Keenamnya, yakni transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.
Salah satu yang menjadi perhatian pokok pemerintah adalah investasi kesehatan, khususnya ketersediaan bahan baku obat hampir 94 persen adalah masih import. Juga demikian banyaknya pasien yang masih berobat keluar negeri hingga Indonesia kehilangan potensi devisa negara sebesar Rp 147 trilliun pada 2023.
Keberadaan Taruna Ikrar selaku Direktur IAMRA diharapkan bisa menjembatangai peluang investor kesehatan dari berbagai negara untuk berinvestasi bidang kesehatan di Indonesia. (dd)