"Seluruh BUMN diharapkan dapat waspada dan awas dengan memantau situasi saat ini, mengingat kemungkinan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat," pungkas Erick.
Tak Perlu Khawatir
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto berpendapat, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang melemah beberapa waktu belakangan tidak perlu dikhawatirkan bagi pihak-pihak terkait.
Sebab menurutnya, cadangan devisa yang dimiliki Bank Indonesia (BI) masih besar, tercatat pada akhir Februari 2024 cadangan devisa tetap tinggi sebesar 144,0 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
"Terkait kurs kita monitor dulu karena kurs ini kan bukan sesuatu yang kita harus respons daily bases dan kita lihat cadangan devisa di BI masih besar jadi tidak ada yang perlu kita khawatirkan," kata Airlangga saat Konferensi Pers di Kantornya, Kamis (18/4/2024).
Adapun rupiah sempat menembus Rp 16.250 per dolar Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu atau pasca Lebaran 2024 kemarin.
Namun, Airlangga menyatakan bahwa kondisi Indonesia masih berada di level yang baik jika dibandingkan dengan negara China, Thailand maupun Malaysia.
"Turunnya Indonesia tidak sedalam yang lain jadi kita walau turun di atas China, Thailand maupun Malaysia," ujarnya.
Sebelumnya Airlangga Hartarto berpendapat, pergerakan nilai tukar rupiah sebesar Rp 16.000 an per hari ini dinilai masih lebih baik dibandingkan negara Malaysia hingga China.
"Terkait dengan Indeks rupiah, kita lihat kalau kita bandingkan dengan berbagai negara lain relatif tentunya kita sedikit lebih baik dari Malaysia, juga China," kata Airlangga kepada wartawan di Gedung Ali Wardhana, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024).
Menurut Airlangga, pelemahan kurs Rupiah ini memang lebih dalam jika dibandingkan dengan Won Korea Selatan (Korsel) dan Bath Thailand.
Sehingga dia menilai bahwa, kondisi rupiah Indonesia masih jauh lebih baik ditengah banyak negara-negara lain yang berdampak oleh konflik Iran-Israel.
"Yang lebih baik dari kita adalah korsel dan Thailand. Jadi kita tidak yang terdampak tinggi tapi banyak negara yang lebih terdampak dari kita," tuturnya.