News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Toko Indra Prasta Jadi Bank Mini di Tengah Warga Desa Gambiranom

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Toko Indra Prasta toko agen BRILink milik Agus Sudibyo di Desa Gambiranom, Baturetno, Wonogiri

TRIBUNNEWS.COM - Di sepertiga jalan desa berdiri sebuah toko yang menyita perhatian.

Pandangan warga yang melintas pasti tertuju pada gemerlap lampu menyinari papan dengan tulisan bergerak alias running text.

Apalagi jika menginjak sore hari kala sang surya mulai tenggelam di ufuk barat, nyala papan running text akan semakin terlihat.

Papan itu bertuliskan Toko Indra Prasta, minimarket yang terdapat di Gambiranom RT01 RW07, Baturetno, Wonogiri.

Dahulu, bangunan toko tak seluas dan selengkap isinya seperti saat ini.

Awal berdiri, toko milik Agus Sudibyo itu hanya seukuruan 2 meter persegi, hanya untuk melayani keperluan jual beli pulsa dan kuota.

Kini, Toko Indra Prasta berevolusi menjadi toko serba ada dan serba bisa, bak bank mini menyajikan aneka transaksi pembayaran serta pinjaman.

"Alhamdulilah saat ini luas toko 12 meter persegi, menjual aneka kebutuhan di minimarket. Juga sedia bensin di pom mini, menyediakan pinjaman modal ultra mikro (UMi) serta transaksi aneka pembayaran sebagai agen BRILink," jelasnya kepadaTribunnews pada Selasa (23/4/2024) sore.

Agus bercerita awal berkecimpung di dunia wirausaha pada 2011 sebagai pengusaha gerai pulsa dan kuota.

Lalu pada 2014, ia mencoba memperlebar usaha dengan membuka toko kelontong.

Hingga pada 2016, Agus resmi menjadi agen BRILink berkat penawaran dari petugas bank.

Baca juga: Tak Sekedar Jasa Kirim Uang, Pesan Moral Agen BRILink Usung Misi Tangkal Penipuan

Selama sekitar setahun, hasil menjadi agen BRILink diakuinya belum menjajikan.

Namun dia memilih untuk bertahan dan fokus menjual dagangan kebutuhan harian tetangga di sekitar toko.

"Mulanya jadi agen ditawari, banyak yang ga mau karena repot dan ribet, tapi saya coba dulu saja. Saat itu belum untung sampai sekitar setahun," ungkapnya.

"Masyarakat banyak yang belum tahu juga tentang agen BRILink, satu kecamatan saat itu cuman ada dua agen, makanya masyarakat masih awam."

"Nah setelah satu tahun baru terasa penghasilan jadi agen BRIlLink, mulai ramai pengguna agen BRILink," papar dia.

Dirinya terbantu dengan kebijakan bank di wilayahnya yang mewajibkan pegawai bank untuk berbelanja ke agen BRILink.

Mereka diwajibkan bank di wilayahnya untuk belanja di Toko Indra Prasta minimal Rp 25 ribu dengan kartu debit BRI.

Selain untuk melarisi dagangan, aksi pegawai BRI berbelanja itu juga untuk memperkenalkan agen BRILink kepada masyarakat.

Yang benar saja, langkah tersebut berhasil karena setelahnya warga sekitar jadi tahu tentang fungsi dan manfaat agen BRILink di Toko Indra Prasta.

Hingga kini, kurang lebih 100 transaksi dapat dicapai Agus sebagai agen BRILink, dengan rata-rata sekitar 3.000 transaksi per bulan.

Transaksi yang paling ramai digunakan oleh pelanggannya adalah transaksi pembayaran pulsa, listrik, pinjaman, angsuran, transfer dan tarik tunai.

"Jadi tergantung tanggalnya, kalau tanggal 1-5 biasanya tarik tunai karena gajian. Lalu tanggal 20'an setor tunai, transfer untuk angsuran dan tagihan," kata bapak satu anak ini.

Rambah Ultra Mikro

Perjuangan Agus sebagai agen BRILink tak berhenti dengan hanya menerima transaksi di tokonya.

Ia juga bergerak aktif untuk mencari nasabah BRI.

Dalam hal ini masyarakat yang ingin menggunakan layanan pinjaman Ultra Mikro (UMi).

Upaya Agus salah satunya yakni ikut menyosialisasikan pinjaman ultra mikro dalam acara Hari Kemerdekaan di desanya.

"Saat itu ada kegiatan Agustus'an saya sisipi ikut sosialisasi di desa kan ramai orang pada kumpul, dari itu banyak yang tahu kemudian tanya-tanya lalu daftar ke saya dan mengumpulkan persyaratan," terangnya.

Sosialisasi Ultra Mikro oleh agen BRILink di Desa Gambiranom, Baturetno, Wonogiri (Do. Agus Sudibyo)

Menurut Agus, pinjaman UMi digemari warga karena dapat dinikmati dengan syarat mudah tanpa agunan.

Ditambah, pinjaman tersebut tersedia untuk yang membutuhkan modal di bawah Rp 5 juta.

Hal itu cocok untuk para pengguna UMi yang mendaftar ke Toko Indra Prasta karena kebanyakan berprofesi petani untuk kepentingan pertanian.

"Petani butuh modal karena setelah panen mau tanam lagi itu kadang bingung modal, nah UMi bisa diajukan lewat agen BRILink, terlebih syaratnya mudah dan tanpa jaminan kalau kenal tidak perlu survey lagi," jelas Agus.

Selain itu, adanya UMi juga untuk menekan peredaran rentenir di desanya.

Rentenir bagi warga desa sangat memberatkan melalui tingginya bunga pinjaman.

Bunga pinjaman rentenir bisa sampai 10 persen, berbanding 6 persen bunga yang disajikan oleh UMi BRI.

UMi ini harapannya juga untuk menolong masyarakat dari rentenir, yang tadinya pinjam rentenir bisa mengenal UMi BRI karena bisa lebih murah dan lebih ringan bunganya, intinya saling menguntungkan," imbuh dia.

Tak hanya UMi, Agus mengungkapkan produk pinjaman BRI lainnya juga menjadi jawaban atas segalah masalah keuangan.

Seperti halnya pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.

Ia adalah salah satu nasabah pengguna KUR juga.

Agus menyebut, dana KUR yang ajukan pada 2018 lalu sebesar 15 juta digunakan untuk dana cadangan.

"Saya ajukan KUR dua tahun, itu satu tahun sudah saya lunasi untuk kebutuhan lain," ucap dia.

Bakti Sosial untuk Sekitar

Bertahun-tahun menjalani usaha sebagai agen BRILink, Agus mengucap syukur atas hasil yang diperolehnya.

Belum lama ini, hasil menjadi agen BRILink ia belikan sebuah mobil Gran Max, itupun untuk mendukung operasional toko dengan layanan baru berupa pesan antar.

"Biasanya mobil untuk antar sembako pesanan ke pedagang-pedagang, lalu saya gunakan hasilnya juga untuk investasi tanah, jaraknya 500 meter dari rumah," urai Agus.

Tak hanya itu, rasa terima kasih Agus diwujudkan dalam kegiatan bakti sosial.

Ia menyisihkan sebagian rejekinya selama beberapa bulan untuk pengadaan bangunan toilet umu di sekitar pemakaman desanya.

"Dulu belum ada toiletnya karena kesulitan, dana sedkit-sedikit dikumpulkan menyisihkan sebagian rezeki untuk berbaksos saya sisihkan sekitar Rp 6 juta untuk bangun toilet. Senang bbisa membantu," ungkapnya kemudian tersenyum.

Ke depan, Agus berharap kelangsungan menjadi agen BRILink tetap selalu stabil dengan berbagai inovasi yang diberikan perbankan.

Dirinya tak memungkiri, terjadi kompetisi antar agen BRILink yang semakin banyak jumlahnya.

Bahkan tak jauh dari tempatnya berada, terdapat empat agen BRILink yang sama-sama mengaiz rezeki dari transaksi perbankan dalam jangkauan.

Untuk itu, berbagai strategi ia lakukan. Termasuk menyajikan promo trasaksi kepada pengunjung tokonya.

"Saya sediakan promo 5 kali transaksi gratis 1 kali transaksi. Selain itu pelayanan wajib ramah, misal ada yang repot  transfer saya pinjami dulu, tapi saya pilih-pilih yang kenal dan beres saja orangnya," ujarnya.

Agus pun mengapresiasi dukungan BRI yang senantiasa memperhatikan mitranya.

Termasuk dukungan alat penjunjang keseharian agen BRILink, yakni mesin EDC.

"kalau agen lain satu, saya pasti dikasih mesin EDC double, terima kasih pokoknya untuk dukungan BRI, banyak dibantu dalam hal lain juga," bebernya.

Naik Kelas

Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo ketika ditemui di kantornya, Senin (18/3/2024) (TribunSolo.com/Chrysnha)

Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, dalam keterangannya menjelaskan pentinganya menggaet nasabah dari holding usaha ultra mikro.

"Tujuannya untuk pemberdayaan layanan dengan membuka seluas-luasnya entites dan ekosistem ultra mikro, kemudaan dalam mendapatkan modal usaha dalam bisnis kecil," paparnya.

Tersalurnya pinjaman hingga kepada pelaku usaha ultra mikro juga disebutkan untuk menambah jumlah nasabah dari berbagai kelompok.

Di antaranya Kelompok PNM Mekaar dimulai dari Klaster Usaha, KUBE, pasar tradisional, kelompok tani, kelompok nelayan, ekosistem desa Lainnya.

Sementara dari adanya kerjasama tersebut, Agung menyebutkan beberapa nasabah bisa naik kelas dari unbanked menjadi bankable.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa AgenBRILink terbukti membantu masyarakat dengan kemudahan bertransaksi melalui tanpa harus pergi ke kantor cabang atau ATM. Hal ini menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial secara bersamaan.

"AgenBRILink mengadopsi hybrid banking, yakni proses internal layanan perbankan telah didigitalisasi, sementara proses interaksi dengan nasabahnya masih human touching melalui agen," terangnya.

AgenBRILink menjadi upaya perseroan dalam meningkatkan kapabilitas pemberdayaan.

Hal ini tak terlepas dari salah satu aspirasi besar yang ingin dicapai perseroan pada 2025 yaitu menjadi Champion of Financial Inclusion.

Inklusi keuangan perlu berkualitas karena terkait kemakmuran. Seperti diketahui, Pemerintah mencanangkan target inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.

Agen laku pandai milik BRI atau AgenBRILink mampu menjawab karakteristik nasabah di tataran ekonomi akar rumput.

Saat ini, masih banyak nasabah yang lebih senang bertransaksi perbankan lewat agen.

Sebagai informasi, hingga Desember 2023, BRI mencatat jumlah AgenBRILink telah mencapai sebanyak lebih dari 740 ribu yang tersebar di 61.067 Desa di seluruh Indonesia. Sementara volume transaksi tercatat sebesar Rp 1.427 triliun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini