Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan setidaknya ada empat faktor yang memengaruhi nilai tukar rupiah akan menguat hingga akhir tahun 2024.
Menurut Perry, penguatan nilai tukar rupiah itu ditandai dengan dinamika di pasar Non Deliverable Forwards (NDF) dari tenor 1 bulan sudah mengarah ke kisaran Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
Baca juga: IHSG Ditutup Menghijau, Rupiah Terapresiasi di Level Rp16.083 per Dolar AS
"Bank Indonesia meyakini bahwa nilai tukar rupiah akan menguat ke 16.000 dan kemudian Rp 15.800," kata Perry dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual, Jumat (3/5/2024).
Perry memaparkan, empat faktor yang memengaruhi adalah kenaikan suku bunga BI Rate menjadi 6,25 Persen hingga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Daya tarik imbal hasil investasi portofolio di Indonesia kembali menarik, dengan kenaikan itu kalau kita bandingkan dengan India yield differential atau perbedaan yield itu sudah lebih baik dari India, sehingga itu menjadi atraktif," tutur Perry.
Kemudian, faktor kedua adalah kembalinya arus modal. Perry menyebut bahwa hingga akhir pekan April 2024 SRBI yang sebelumnya outflow justru kembali masuk senilai Rp 4,5 triliun.
"Bahkan SBN yang semula outflow itu sudah kembali inflow pada minggu pertama bulan Mei, 3 hari pertama ini totalnya Rp 3,75 triliun. Itu faktor kedua yang akan memperkuat stabilitas dan penguatan nilai tukar rupiah yaitu kembali masuknya invest porto tidak hanya di SRBI," tegas Perry.
Baca juga: Indonesia Perlu Waspadai Keluarnya Arus Modal Asing karena Tren Pelemahan Rupiah
Faktor ketiga yaitu prospek ekonomi Indonesia yang baik dengan daya tahan kuat. Pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen, inflasi terjaga di kisaran 2,5 plus minus 1 persen.
Sedangkan faktor keempat yaitu komitmen Bank Indonesia untuk menjaga nilai tukar rupiah dengan terus berkoordinasi antara pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Kami meyakini stabilitas rupiah akan terus menguat ke depan, dipengaruhi 4 faktor, satu menariknya imbal hasil dengan kenaikan BI Rate kemarin, dan itu mendorong nomor 2 porto inflow dan sudah terbukti porto sudah kembali baik SRBI dan SBN. Yang ketiga prospek ekonomi Indonesia inflasi dan pertumbuhan ekonomi, dan keempat adalah komitmen BI, pemerintah, KSSK," tegas Perry.