Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Tembaga menjadi material penting sebagai penghantar listrik maupun panas. Menurut studi terbaru yang dilakukan The Gold Bullion Company, Indonesia menjadi negara keenam dengan produksi tembaga terbanyak di dunia.
Riset terbaru The Gold Bullion Company menganalisis tingkat produksi tembaga setiap negara untuk mengungkap negara-negara yang memproduksi tembaga paling banyak per-tahun.
Bukan hanya tembaga, riset tersebut juga mengungkap negara-negara penghasil emas, perak dan logam industri terbanyak dunia.
Baca juga: PGN Pasok Gas Bumi ke Smelter Tembaga Terbesar di Dunia Milik Freeport Indonesia
Posisi pertama sebagai negara dengan penghasil tembaga terbanyak adalah Chili dengan 5,3 juta metrik ton per-tahun. Tempat kedua ada Peru yang memproduksi tembaga 2,5 juta metrik ton dalam setahun dan Kongo 2,4 juta metrik ton per-tahun.
Keempat ada China yang menghasilkan tembaga 1,9 juta metrik ton setahun. Kelima ditempati Amerika Serikat dengan 1,2 juta metrik ton per-tahunnya.
Indonesia berada di posisi keenam, dengan produksi tembaga 941.000 metrik ton per-tahun. Ketujuh ada Rusia 936.000 metrik ton per-tahun. Kedelapan Australia dengan 819.000 metrik ton dalam setahun.
Posisi kesembilan ditempati Meksiko yang mampu memproduksi 754.000 metrik ton tembaga per-tahun dan ke-10 Zambia 797.000 metrik ton setahun.
The Gold Bullion Company mencatat Chili dengan total produksi tembaga sekitar 5,3 juta metrik ton. Dari segi ketinggian, ini sama dengan 596.200 meter kubik atau lebih dari 67 kali tinggi Gunung Everest, yang tingginya 8.849 meter.
Sebagai informasi, Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di dunia di atas permukaan laut dan terletak di Himalaya di Asia.
Baca juga: Kisah BRILink BUMDes Tumang Jadi Bapak Keuangan di Desa Sentra Kerajinan Kuningan dan Tembaga Cepogo
The Gold Bullion Company juga mengungkap negara-negara dengan cadangan tembaga terbanyak:
1. Chili : 190,0 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 1,7 triliun dolar AS.
2. Peru : 120,0 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 1,1 triliun dolar AS.
3. Australia : 100 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 898,6 miliar dolar AS.
4. Kongo : 80,0 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 718,9 miliar dolar AS.
5. Rusia : 80,0 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 718,9 miliar dolar AS.
6. Meksiko : 53,0 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 476,3 miliar dolar AS.
7. Amerika Serikat : 50,0 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 449,3 miliar dolar AS.
8. Cina : 41,0 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 368,4 miliar dolar AS.
9. Polandia : 34,0 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 305,5 miliar dolar AS.
10. Indonesia : 24,0 juta metrik ton, perkiraan nilai cadangan 215,7 miliar dolar AS.
Menurut riset, di seluruh dunia Chili juga merupakan negara dengan cadangan tembaga yang belum ditambang terbanyak, yaitu sekitar 190 juta metrik ton. Jumlah tembaga ini diperkirakan bernilai sekitar 1,7 triliun dolar AS.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan, negara penghasil emas terbanyak di dunia adalah China dengan total sekitar 375 metrik ton.
Australia memproduksi logam industri terbanyak, setara dengan hampir 946,3 juta ton. Jumlah ini mencakup sekitar 944 juta ton bijih besi dan 1,2 juta ton seng.
Meskipun merupakan penghasil perak terbanyak di dunia, Meksiko adalah negara yang paling dekat dengan kekurangan logam tersebut.
Meksiko saat ini memproduksi sekitar 6.195 metrik ton perak, namun dengan hanya 37.000 metrik ton cadangan yang belum ditambang, diperkirakan Meksiko akan mengalami kekurangan perak dalam waktu enam tahun saja.
Polandia adalah negara dengan cadangan bijih logam perak terbanyak yang belum dieksploitasi, yaitu sekitar 170.000 metrik ton. Jumlah perak ini diperkirakan bernilai sekitar 136,1 miliar dolar AS.