Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN, dalam kegiatan operasionalnya.
Menurut Arifin, komitmen TKDN bertujuan untuk memberikan efek terhadap peningkatan kemandirian industri nasional.
Hal ini diungkapkan Menteri ESDM saat melakukan kunjungan fasilitas produksi PT Saipem Indonesia Karimun Yard (SIKY).
Baca juga: Tingkatkan Keamanan Armada, Pupuk Kaltim Gandeng PT TKDN Terapkan Teknologi
"Kami sangat mendorong Saipem untuk memenuhi TKDN semaksimal mungkin dan memanfaatkan peralatan dalam negeri. Hal ini tidak hanya akan mendukung industri lokal tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat kapasitas sumber daya manusia kita," ungkap Arifin dalam pernyataannya, Jumat (14/6/2024).
Sebagai informasi, PT SIKY memproduksi struktur minyak dan gas untuk kebutuhan domestik serta internasional, dan baru-baru ini memperluas jangkauan produksinya dengan memperluas ke bidang Energi Terbarukan.
Fasilitas yang dimiliki ini adalah tempat fabrikasi terbesar grup Saipem dan salah satu yang terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan luas total 1,3 juta meter persegi, dengan ruang kantor lebih dari 6.000 meter persegi, bengkel tertutup seluas 60.000 meter persegi.
Keberadaan PT SIKY mempunyai nilai strategis bagi Indonesia karena ditemukannya cadangan minyak dan gas bumi yang besar seperti di Blok Masela, Blok Andaman, Blok Kutai, dan proyek Carbon Capture Ubadari.
"Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, kami yakin PT SIKY dapat mendukung pelaksanaan proyek-proyek strategis tersebut guna mendukung Pemerintah dalam mencapai target peningkatan produksi migas nasional dan kebijakan transisi energi," kata Arifin.
Sementara itu Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyampaikan, investasi hulu migas yang masif dan agresif, harus diimbangi dengan kesiapan dari pabrikan untuk memenuhi kebutuhan proyek yang terus meningkat.
Jangan sampai komitmen investasi yang sudah disetujui oleh SKK Migas dan KKKS pada work, program & budget (WPnB) tidak bisa dilaksanakan seluruhnya karena kurang siapnya vendor-vendor yang menyediakan barang atau jasa.
Baca juga: Gandeng ALCA Metals Group, ATW Solar Dukung Realisasi TKDN Energi Terbarukan
"Kunjungan ke pabrikan dalam negeri yaitu Saipem Indonesia dan Baker Hughes, adalah bentuk dukungan langsung Pemerintah dan SKK Migas terhadap penggunaan produk dalam negeri," ungkap Dwi.
"SKK Migas berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri yang tahun ini ditargetkan mencapai 57 persen,"ujar Dwi.
Langkah-langah untuk mengamankan pasokan barang dari pabrikan untuk proyek hulu migas harus dilakukan mengingat produk dari pabrikan tersebut, sebagian juga di ekspor.
Seperti produk Saipem Indonesia yang banyak di ekspor ke Angola, Skotlandia, Australia dan Qatar. Melalui kunjungin ini, maka SKK Migas menyampaikan kebutuhan di proyek hulu migas, diharap pabrikan dapat menyesuaikan kapasitasnya agar juga dapat memenuhi kebutuhan pasokan untuk proyek hulu migas," imbuh Dwi.
Dia menjelaskan bahwa rencana pengadaan barang atau jasa hulu migas tahun 2024 mencapai sekitar 13,9 miliar dolar AS atau setara dengan sekitar Rp219 triliun, maka dengan target TKDN sebesar 57 persen maka akan ada sekitar Rp124,8 triliun pembelanjaan hulu migas didalam negeri.
"Secara ekonomi, ini akan menimbulkan mulfiplier effect yang sangat besar di pusat maupun daerah, baik pertumbuhan pajak di daerah, lapangan kerja dan tentu saja kapasitas industri dalam negeri yang semakin kuat," pungkasnya.