Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Santoso Liem menekankan, penyalahgunaan QRIS menjadi tanggungjawab bersama seluruh pemangku kepentingan. Edukasi menjadi faktor penting agar kasus penyalahgunaan dapat diminimalisir.
Santoso menerangkan, edukasi perlu dilakukan terhadap merchant dan juga customer. Dia menjelaskan QRIS sendiri memiliki dua jenis, yakni Statis dan Dinamis. Menurutnya, pengguna QRIS juga mesti memahami perbedaannya.
"Kasus masjid itu sifatnya stiker Statis kita mengingatkan pastikan nama merchant sama dengan tempat dia bertransaksi. Misalnya, PT A,B,C, pastikan begitu di scan namanya PT A,B, C," ujar Santoso saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (20/6/2024).
Sedangkan, QRIS yang menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC) lebih sulit terjadi penipuan. Karena munculnya berada di dalam mesin tersebut.
Baca juga: Soal Penyalahgunaan QRIS, Bank Indonesia: Jadi Tanggungjawab Bersama
"Itu tidak pernah terjadi kasus kasus penipuan. Jadi kami juga mengedukasi kepada merchant untuk jangan sampai terjadi seperti itu. Jadi tadi ada metode metode yang lebih aman," tambah Santoso.
Edukasi menjadi salah satu cara untuk meminimalisir penyalahgunaan QRIS. Edukasi, menurut Santoso, menjadi tanggungjawab seluruh pihak, sehingga kasus-kasus penyalahgunaan bisa dihindarkan, dan tidak ada yang dirugikan.
"Intinya adalah edukasi ke customer waktu transaksi tolong juga dikonfirmasi kepada tokonya. ASPI terus menerus melakukan edukasi. Tapi namanya penipuan bisa saja terjadi. Edukasi tanggungjawab semua segenap stakeholder. Customer juga dapat memberikan pengalaman ke yang lain untuk hati hati," kata Santoso.
Sedangkan, Indra, Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang, salah satu perusahaan merchant aggretator, berkomitmen menjalankan aturan dan verifikasi ketat merchant. Sehingga pelaksanaan transaksi sesuai dengan aturan dan asas asas kepatutan. Ia juga menyambut baik peningkatan iklim transaksi digital mengunakan QRIS.
“Tentunya iklim posisi transaksi digital ini harus didukung semua pihak sebagai salah satu indicator peningkatan ekonomi negara. Kami berkomitmen menjalankan aturan sesuai yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya.
Seperti diketahui, berbagai modus penipuan menggunakan QRIS terjadi. Seperti QRIS “Palsu” masjid. Kemudian modus giveaway palsu dengan menjanjikan hadiah besar dan menarik dimana pelaku meminta peserta melakukan pembayaran atau donasi melalui QRIS. Ada juga modus berbelanja online melalui Instagram dengan menggunakan QRIS.
Pelaku meminta customer melakukan scan QRIS berulang kali dengan dalih untuk dapat mengklaim pengembalian dana (refund). Modus penipuan lelang palsu dengan menggunakan QRIS yang menarik minat banyak orang.