Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong Pemerintahan periode selanjutnya dapat menggenjot investasi yang memiliki dampak langsung pada pembangunan manusia.
Adapun, investasi ini dapat diperkuat mulai dari sektor pendidikan, infrastruktur kesehatan, hingga pemenuhan nutrisi anak.
Direktur Kerja Sama Regional dan Multilateral Kementerian Investasi/BKPM Fajar Usman mengatakan, investasi ini harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), di mana Pemerintah berupaya mencapai target Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Anggaran Bapanas di 2025 Merosot 25 Persen, Sarwo Edhy: Mungkin untuk Program Makan Gratis
"Isu-isu yang ada dalam rangka peningkatan peran anak generasi muda dalam mendorong investasi menuju Indonesia Emas ini terutama terkait kesehatan dan nutrisi anak, pendidikan, dan perlindungan anak dan lingkungan serta keberlanjutan," ungkap Fajar dalam diskusi Indef yang berlangsung di Jakarta, Senin (29/7/2024).
"Nantinya Kementerian Investasi/BKPM menyiapkan lebih fokus pada investasi pada sektor makanan dan juga infrastruktur kesehatan pendidikan dan lebih banyak melibatkan anak atau generasi muda dalam proyek ramah lingkungan," sambungnya.
Fajar menjelaskan, terdapat isu-isu peningkatan peran generasi muda dalam mendorong target menuju Indonesia Emas 2045.
Pertama, yakni Kesehatan dan Nutrisi Anak. Di dalamnya terdapat dua poin persoalan yaitu mengatasi stunting dan meningkatkan kesehatan remaja. Serta meningkatkan akses ke fasilitas sanitasi yang layak di area publik.
Kedua, Pendidikan dan Perlindungan Anak. Terdapat dua poin juga yang diharapkan dapat diatasi yaitu memperluas akses pendidikan anak usia dini dan menghentikan perkawinan anak melalui pendidikan. Serta menyediakan perlindungan sosial yang memadai bagi anak-anak.
Ketiga, Lingkungan dan Keberlanjutan. Yaitu mendorong anak-anak sebagai agen perubahan dalam upaya perubahan iklim.
"Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia tentunya memiliki kelebihan dari sisi ketersediaan sumber daya manusia," ungkap Fajar.
"Kondisi ini merupakan kesempatan besar bagi Indonesia dengan didukung kebijakan pembangunan SDM pada sektor kesehatan pendidikan dan ketenagakerjaan," pungkasnya.