Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Thailand akhirnya kena 'prank' Elon Musk juga, setelah salah satu orang terkaya di dunia itu membatalkan rencana membangun pabrik mobil listrik, Tesla.
Brand berlogo "T" tersebut akhirnya hanya akan fokus pada jaringan stasiun pengisian daya. Hal tersebut juga merek lakukan ke Malaysia.
Keputusan tersebut muncul usai pemecatan tim eksekutif Tesla yang mengunjungi Thailand pada November-Desember lalu.
Baca juga: GAC Aion Berpotensi Bawa Mobil Pesaing Tesla X ke GIIAS 2024
"Tesla saat ini hanya membahas stasiun pengisian daya, dengan rencana pabrik yang ditangguhkan tidak hanya di Thailand tetapi di seluruh dunia. Mereka tidak melanjutkan di Malaysia, Indonesia atau di mana pun kecuali China, Amerika dan Jerman," menurut sebuah sumber dikutip dari The Nation, Senin (12/8/2024).
Perdana Menteri Srettha Thavisin mengumumkan pada November tahun lalu bahwa Tesla siap menjadikan Thailand sebagai pusat manufaktur kendaraan listriknya.
Pengumuman itu disampaikannya setelah ia beberapa kali mengadakan pertemuan dengan para eksekutif Tesla, baik di AS maupun Thailand.
Baca juga: Luhut Kejar Investasi Tesla Hingga Amerika Serikat, Dapatnya Investasi Starlink Rp 30 Miliar
Srettha mengunjungi Pabrik Fremont Tesla di California selama kunjungannya ke AS untuk Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-30 pada bulan November, bertemu dengan para eksekutif Tesla dan berpose dengan Cybertruck.
Srettha dan pemimpin Partai Pheu Thai yang berkuasa Paetongtarn Shinawatra menjamu eksekutif senior Tesla Rohan Patel di festival Yi Peng di Chiang Mai pada tanggal 28 November.
Pada waktu yang hampir bersamaan, Srettha mengumumkan bahwa Tesla sedang mensurvei tiga lokasi pabrik potensial di Thailand dan diperkirakan akan mengumumkannya investasi lebih dari 5 miliar dolar AS pada kuartal pertama tahun ini.
Namun Tesla kini memutuskan membatalkan rencana investasinya di Thailand setelah membubarkan tim eksekutifnya. Keputusan tersebut merupakan bagian dari penarikan investasi Tesla di Asia dan sekitarnya.
Sebelumnya, Tesla juga menghentikan rencana pembangunan gigafactory di Meksiko hingga setelah pemilihan presiden AS pada bulan November, karena janji kandidat Donald Trump untuk mengenakan tarif 100 persen pada kendaraan buatan Meksiko.
Baca juga: Luhut Buka-bukaan Soal Pertemuan Jokowi dan Elon Musk: Bahas Starlink hingga Tesla
Pabrik raksasa di dekat Monterrey di Nuevo León pertama kali diumumkan pada Maret tahun lalu dan diharapkan mulai beroperasi pada kuartal pertama tahun 2025. Tetapi, proyek ini menghadapi banyak penundaan dan ketidakpastian.
Pada September 2023, beberapa pemasok Tesla telah memperlambat rencana mereka untuk membangun fasilitas manufaktur baru di Meksiko, karena khawatir pembangunan tersebut tidak akan selesai tepat waktu.
Pada bulan Oktober, Tesla mengonfirmasi bahwa mereka telah menghentikan proyek tersebut karena masalah ekonomi.