News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IHSG Sesi I Menguat ke Level 7.403, Nilai Transaksi Tembus Rp 4,8 Triliun

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Pengunjung beraktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,64 persen atau naik 47,3 poin ke level 7.403 pada sesi I perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/8/2024).

Mengutip RTI Business, IHSG membukukan nilai transaksi Rp 4,8 triliun dari adanya volume perdagangan 97,6 miliar saham.

Sebanyak 315 saham harganya naik, 229 saham melemah, dan 236 saham stagnan.

Baca juga: IHSG Lanjutkan Pola Penguatan, Cek Rekomendasi Saham Perdagangan Hari Ini

Indeks sektoral mayoritas menguat dengan kenaikan tertinggi terjadi pada sektor saham konsumer siklikal sebesar 3,5 persen, disusul sektor industri dasar 1,3 persen.

Sementara sektor saham yang melemah siang ini hanya industri 0,06 persen.

Indeks acuan saham unggulan yang tergabung dalam indeks Investor33 naik 0,5 persen ke 486,2, indeks LQ45 menguat 0,6 persen ke level 918,4, dan indeks berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,58 persen ke 501,1.

Phintraco Sekuritas menyampaikan IHSG berpeluang lanjutkan penguatan menguji 7.375 pada perdagangan Rabu (14/8/2024).

Secara teknikal, terbentuk rising window bersamaan dengan pelebaran positive slope pada MACD

Meski demikian, potensi rally kemungkinan mulai terbatas mengingat Stochastic RSI telah memasuki overbought area.

Dari eksternal, pasar merespon positif penurunan tingkat pengangguran Inggris sebesar 20 bps mom ke 4.2 persen di Juli 2024.

Baca juga: Cari Modal, Pemerintah Akan Ajak 10 UMKM Jual Saham di BEI

Meski demikian, pasar masih mengantisipasi data inflasi di AS dan Inggris pada Rabu (14/8/2024).

Inflasi yang persisten di kedua negara ini dapat merubah pandangan pasar terhadap peluang pemangkasan sukubunga acuan kedepan.

Dari dalam negeri, pasar mengharapkan surplus Neraca Perdagangan Indonesia yang ditopang oleh berlanjutnya perbaikan kinerja ekspor di Juli 2024.

Kondisi ini akan berperan positif terhadap stabilitas keuangan domestik, salah satunya melalui penguatan lanjutan Rupiah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini