TRIBUNNEWS.COM – Meningkatnya minat masyarakat Indonesia menggunakan bank syariah dengan layanan bank yang modern menjadikan jumlah nasabah Bank Syariah Indonesia tumbuh pesat.
Dalam kurun waktu tiga tahun sejak merger pada 1 Februari 2021 hingga Desember 2023, jumlah nasabah BSI meningkat menjadi 19,5 juta dan telah melewati 20,5 juta pada semester I 2024. Yang menjadikan BSI sebagai bank syariah dengan jumlah nasabah terbesar di dunia.
Di sisi lain, pertambahan jumlah nasabah juga sejalan dengan kinerja perusahaan yang impresif pada sepanjang 2023. Atas pertumbuhan laba dan basis nasabah tersebut, perseroan mendapatkan apresiasi pada ajang Prominent Award 2024 di mana BSI memperoleh penghargaan kategori Best Number of Customers Sharia Bank in the World dan Excellent Business Performance with Beyond Sharia Banking Strategy.
Sejak melakukan merger pada 2021, BSI secara konsisten terus mencatatkan pertumbuhan kinerja dan jumlah nasabah. Sepanjang 2023 lalu, laba bersih BSI tercatat mencapai Rp5,7 triliun atau naik 33,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba bersih BSI sendiri meningkat setiap tahun, di mana pada 2022 mencapai Rp4,3 triliun dan Rp3 triliun pada 2021.
Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menyebut, keberhasilan BSI dalam menjaga kinerja positif terlihat dari sejumlah indikator pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) - termasuk dana murah yang tumbuh dua digit, respon strategi yang tepat, serta model bisnis yang fleksibel dan terdigitalisasi.
Baca juga: BSI Siapkan Future Leader Bank Syariah melalui Officer Development Program
Sebelum merger, kata dia, nasabah ingin berbank dengan bank syariah namun saat itu layanan bank syariah terbatas baik dari sisi jaringan maupun teknologi informasi. Sekarang BSI menawarkan produk dan service yang mampu bersaing dengan bank besar sehingga menarik bagi nasabah.
“Alhamdulillah, BSI mampu mencapai kinerja yang baik, tidak lepas dari langkah kami dalam melakukan strategic response yang tepat, adaptif, dan terus berinovasi pada bisnis yang memiliki demand tinggi di market. Selain itu juga didukung komitmen kami yang senantiasa melakukan optimalisasi literasi dan inklusi keuangan syariah di seluruh sektor potensial,” ujar Bob saat menerima penghargaan.
Bob menambahkan, business model yang fleksibel dan terkoneksi dengan digital juga memberikan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan kinerja. Dengan business model yang fleksibel dan terdigitalisasi, BSI mampu mengakses masyarakat di semua segmen, baik masyarakat individu atau ritel, pelaku UMKM, maupun korporat.
Baca juga: Meriahkan HUT RI ke-79, BSI Gelar UMKM Festival
Sepanjang 2023, BSI menyalurkan pembiayaan hingga Rp240,32 triliun atau tumbuh 15,70% year on year (yoy), dengan kualitas pembiayaan (NPF) gross membaik menjadi 2,08%. Komposisi pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh segmen konsumer (54,32%), wholesale (28,09%), dan retail (17,58%).
Tingginya penyaluran pembiayaan di segmen berkelanjutan juga menunjukkan komitmen dan konsistensi BSI terhadap segmen tersebut. Hingga Desember 2023, pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp57,7 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp45,4 triliun. Lalu sustainable agriculture Rp4,8 triliun, eco-efficient product Rp5,8 triliun, energi terbarukan Rp1,1 triliun dan proyek eco-green Rp549,6 miliar.
Adapun penghimpunan DPK BSI hingga Desember 2023 mencapai Rp293,77 triliun, tumbuh 12,35% (yoy). Dari jumlah tersebut, komposisi tabungan yang merupakan dana murah mencapai Rp124,73 triliun atau 40% dari keseluruhan DPK.
“Strategi Beyond Syariah Banking yang diterapkan oleh BSI melibatkan produk dan layanan yang lebih bervariasi. Strategi ini telah memberikan kontribusi dalam kinerja BSI,” ucap Bob.
Baca juga: Payroll BSI Tumbuh 8,72 Persen, Sinergi Jadi Strategi Utama