Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) memaparkan penggunaan pembayaran digital seperti QRIS mengalami peningkatan mencapai 70 persen.
Namun, ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki.
Ketua AMI Sutjiadi Lukas mengungkapkan saat ini pengusaha mainan yang tersebar di kota-kota besar hingga daerah di tanah air menggunakan QRIS. Bagi pengusaha mainan penggunaan QRIS sudah jadi kebutuhan.
"Di Bawah asosiasi kami sudah mencapai 70 persen pakai pembayaran digital. Karena ini menguntungkan tak hanya buat penjual, tapi pembeli juga yang tak perlu banyak bawa uang lagi kalau belanja," ujar Sutjiadi saat dihubungi, Jumat (16/8/2024).
Baca juga: PHRI: Pembayaran Melalui QRIS Dapat Minimalisir Penggunaan Uang Palsu
Sutjiadi berujar, beberapa kendala yang dihadapkan penjual mainan di Indonesia terkait QRIS.
Salah satunya soal jaringan telekomunikasi atau internet terutama di daerah. Selain itu, dia juga menyinggung soal kasus penipuan.
"Saya dapat informasi ada modus penipuan dari pembeli yang mengklaim sudah membayar pakai QRIS. Tapi ada juga yang mengeluhkan salah satu penyebabnya adalah jaringan internet," tambah Sutjiadi.
Dia menyarankan agar pemerintah dan perbankan melakukan aturan yang lebih simpel dan bisa meniru China dalam hal pembayaran digital.
Sutjiadi membagikan pengalamannya saat bertransaksi dengan pembayaran digital di China yang gratis tanpa biaya dan lebih tegas aturannya.
"Jadi bisa tiru China, buat saja aturan tegas yang membuat semua orang menggunakan pembayaran digital," tuturnya.
Sedangkan di tempat terpisah, dari sisi perusahaan penyedia jasa teknologi digital, yakni PT Trans Digital Cemerlang (TDC), meyakini pemerintah selanjutnya akan memprioritaskan kemudahan jaringan internet ke seluruh daerah di Indonesia.
“Pemerintahan sekarang sebenarnya sudah on the track, terbukti peningkatan jumlah transaksi digital terus mengalami peningkatan di seluruh Indonesia. Saya menyakini pemerintahan selanjutnya akan menjadikan kemudahan internet di seluruh daerah sebagai salah satu prioritas utama kebijakannya,” ujar Indra, praktisi dan juga direktur utama PT TDC.
Terkait dengan keamanan QRIS, Indra mengutip pernyataan BI bahwa QRIS telah memiliki standar nasional yang mengacu pada fitur keamanan internasional. Artinya dari sisi keamanan tentunya jaminan menghindari adanya Fraud.
"Tapi seperti kata BI, semua pengawasan ini menjadi tanggungjawab bersama, baik penyedia maupun pengguna,” ujar Indra mengutip pernyataan Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta Juni lalu.
Indra juga memastikan BI bersama Asosiasi Sistem PembayaranIndonesia (ASPI), dan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), dimana perusahaanya ada didalamnya, selalu melakukan sosialisasi dan edukasi terkait keamanan transaksi QRIS kepada para merchant.
Contoh inovasi dilakukan perusahaannya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM adalah memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra.
Beberapa diantaranya adalah bermitra dengan komunitas Tamado Group di Sumatera untuk menjangkau UMKM di Pematang Siantar, Kabupaten Samosir, Aceh, Bali dan beberapa tempat lainnya. Aplikasi Posku Lite juga ikut serta berpartisipasi meramaikan kegiatan Jateng Fair 26-11 Agustus 2024.
"Kami turut serta mengikuti Jateng Affair untuk mendukung dan memfasilitasi pelaku bisnis dan UMKM di Provinsi Jawa Tengah dalam memberikan kemudahan dan kecepatan baik untuk pencatatan maupun transaksi usaha yang dijalankan. Kita juga beri edukasi atas minimnya wawasan mengenai penggunaan dan manfaat yang diberikan aplikasi kasir digital," kata Indra.
Menurut Indra, masih minimnya wawasan dan literasi yang ada, membuat masyarakat, khususnya pelaku usaha masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut.
Padahal, kata dia aplikasi kasir digital memiliki banyak manfaat, salah satunya pencatatan transaksi, arus keluar masuk barang atau uang dalam menjalankan bisnis lebih aman dan terpercaya.
"Ketakutan ini kami jawab dengan menghadirkan program menarik selama pameran di Jateng Fair 2024 yang berhasil memikat banyak pengunjung dengan harga gratis yang ditawarkan," terangnya.
Menurutnya, Posku Lite ingin menghapuskan pandangan mengenai penggunaan aplikasi kasir yang sulit dan harga yang terlalu tinggi terutama untuk pebisnis pemula.
Dalam kesempatan ini, Indra menyarankan perusahaan yang melakukan pendampingan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu, ISO 37001:2016 Tentang Sistem Manajemen anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang Sistem Keamanan Informasi.
“Bentuk sederhana implementasi dari ISO itu adalah quick respon terhadap masukan dari pengguna (merchant) yang datang dari berbagai saluran informasi. ISO ini juga pertahanan diri dari kemungkinan terjadinya kebocoran data,” tambahnya.