News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ikappi: 12,5 Juta Pedagang Pasar Perlu Dibekali Pemahaman Penggunaan QRIS

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Masih minimnya wawasan dan literasi yang ada, membuat masyarakat, khususnya pelaku usaha masih takut menggunakan aplikasi digital.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyampaikan, 12,5 juta para pedagang pasr perlu dibekali pemahaman soal transaksi digital, termasuk penggunaan QRIS.

"12, 5 juta pedagang pasar di Indonesia itu harus dibekali soal pemahaman digital," ujar Kabid Infokom Ikappi Reynaldi Sarijowan saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (29/8/2024).

Saat ini, menurut Reynaldi, sebagian sudah efektif seperti mengunakan QRIS seperti di sektor non pangan, tapi sebagian masih perlu didorong, seperti sektor pangan. Mendorong transaksi digital itu juga senada dengan perusahaan penyedia teknologi digital PT Trans Digital Cemerlang (TDC).

Reynaldi berujar QRIS menjadi media pembayaran di pasar tradisional yang paling efektif dan efisien dari sisi waktu bagi sektor non pangan seperti pasar tekstil Tanah Abang. Tapi, masalah hari ini adalah penggunaan QRIS untuk pasar pangan di pasar tradisional, misalnya penjual ikan, sayur, dan daging.

Baca juga: Apmiso: Penggunaan QRIS Oleh Pedagang Mie Bakso Segmen Bawah Masih di Bawah 50 Persen

Budaya tawar menawar atau interaksi antara pedagang dan pembeli menjadi kearifan lokal yang masih berjalan saat ini. Budaya tawar menawar, lanjut Reynald ini agak sulit di aplikasi QRIS yang tentu ada persentase beban biaya yang dibebankan kepada penjual.

"Ini yang sulit belum ada titik temu, karena belum ketemu fomulanya yang pas. Tapi kita yakin transaksi digital di pasar tradisional ini sebuah kenicsataan, kita akan terus berupaya agar pedagang pasar bisa melek digital," ujarnya.

Reynald mengakui, pasca covid para pedagang terbiasa branding melalui aplikasi WA. Pedagang sayur, pedagang ikan dan pedagang pangan lainnya sudah mulai biasa melakukan update status di aplikasi Whats Apps.Namun, Ia menyakini dari sisi literasi digital, kemampuan para pedagang harus terus dikembangkan lebih maju.

"Tapi ini tidak bisa berdiri sendiri, harus ada peran pemerintah harus dibina pedagang pasar," terang Reynaldi.

Indra, praktisi dan juga direktur utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan yang bergerak di bidang teknologi keuangan digital mendukung penuh peningkatan literasi digital kepada UMKM termasuk pedagang sektor non pangan.

"Digitalisasi transaksi keuangan itu suatu keniscayaan yang wajib dimiliki para pedagang termasuk pendagang ikan, sayur daging dan lainnya, saya sepakat pernyataan IKAPPI,” ujar Indra.

Indra mengatakan perusahaannya juga terus melakukan inovasi salah satunya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM dengan memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra.

Beberapa diantaranya adalah bermitra dengan komunitas Tamado Grop di wilayah Sumatera untuk menjangkau UMKM yang ada di provinsi tersebut. Aplikasi Posku Lite juga ikut serta berpartisipasi meramaikan kegiatan Jateng Fair 26 Juli-11 Agustus 2024.

“Termasuk kami ikut meramaikan IKAPPI FEST di Bali 18-25 Agustus 2024.bKeikutsertakan Poskulite tentunya untuk mendukung dan memfasilitasi para pedagang dalam memberikan kemudahan dan kecepatan baik untuk pencatatan maupun transaksi usaha yang dijalankan. Kita juga beri edukasi atas minimnya wawasan mengenai penggunaan dan manfaat yang diberikan aplikasi kasir digital," kata Indra.

Menurut Indra, masih minimnya wawasan dan literasi yang ada, membuat masyarakat, khususnya pelaku usaha masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut. Padahal, kata dia aplikasi kasir digital memiliki banyak manfaat, salah satunya pencatatan transaksi, arus keluar masuk barang atau uang dalam menjalankan bisnis lebih aman dan terpercaya.

Indra juga sepakat pentingnya pendidikan dan pendampingan konsultasi keuangan kepada UMKM terutama dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas. Namun, Indra berharap perusahaan yang melakukan pendampingan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang managemen mutu, ISO 37001:2016 Tentang Sistem Managemen anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang system keamanan Informasi.

"Bentuk sederhana implementasi dari ISO itu adalah quick respon terhadap masukan dari pengguna (merchant) yang datang dari berbagai saluran informasi. ISO ini juga pertahanan diri dari kemungkinan terjadinya kebocoran data," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini