TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina memutuskan tidak semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menyediakan bahan bakar minyak bersubsidi jenis Pertalite.
Terkait hal itu, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan, persoalan penjualan Pertalite pada umumnya pelaku usaha pemilik SPBU dapat mengajukan kepada Pertamina untuk tidak menyediakan atau menjual Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite.
"Jika pemilik SPBU melihat lokasi tersebut lebih ekonomis menjual Jenis BBM Umum (JBU) tentu dia akan berfokus menjual JBU. SPBU itu berkontrak dengan Pertamina untuk jual JBU, JBT atau JBKP," kata Saleh dikutip dari Kontan, Senin (2/9/2024).
Baca juga: Pertamina Ogah Jual Pertalite di SPBU Dekat Pemukiman Orang Kaya dan Tak Dilalui Transportasi Umum
Menurutnya, nantinya Pertamina akan melaporkan kepada BPH Migas daftar SPBU yang tidak lagi menjual Pertalite.
Dari laporan tersebut, BPH Migas akan menetapkan kuota terbaru dimana SPBU tersebut tidak lagi mendapatkan alokasi JBKP Pertalite.
Saleh menambahkan, kebijakan ini sudah dimulai dan berlangsung secara rutin.
"Setiap ada (SPBU) yang tidak lagi jual Pertalite akan dilaporkan ke BPH Migas," terang Saleh.
Adapun, realisasi penyaluran JBKP Pertalite per 16 Agustus 2024 mencapai 59,47 persen. Sementara itu penyaluran solar subsidi mencapai 59,85%.
Hanya 235 SPBU Tak Jual Pertalite
PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan, hanya 3 persen atau sekira 235 SPBU yang tidak lagi menjual Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari memaparkan, Pertalite tetap tersedia di 7.516 SPBU atau sekira 97 persen dari total 7.751 SPBU Pertamina di seluruh wilayah Indonesia.
"Tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Prinsipnya Pertalite tetap tersedia di setiap wilayah. Kalaupun ada yang tidak menjual, itu hanya sekitar 3 persen," ujar Heppy kepada Tribunnews, Jumat (30/8/2024).
Heppy menjelaskan, SPBU yang menjual Pertalite diatur Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas dengan berbagai pertimbangan. SPBU yang tidak menjual Pertalite mayoritas berada di lokasi komersial, lokasi pemukiman menengah, tidak dilewati jalur transportasi publik dan juga berlaku untuk SPBU baru.
"Untuk lokasi terkait SPBU atau titik layanan pembelian Pertalite terdekat masyarakat dapat menggunakan aplikasi MyPertamina," tutur Heppy.
Heppy memastikan penyaluran Pertalite terus dilakukan sesuai penugasan yang diberikan Pemerintah.
Tidak ada rencana menghentikan distribusi Pertalite pada 1 September 2024. Pertamina masih terus melayani Pertalite di 7.516 SPBU seluruh Indonesia.
"Masyarakat tidak perlu termakan berita hoaks. Pertalite akan terus kami salurkan sesuai kuota yang ditetapkan Pemerintah," kata Heppy
Heppy menambahkan SPBU tertentu yang tidak menjual Pertalite ini memungkinkan potensi penghematan Pertalite yang bisa dilihat dari realisasi. Dari kuota Pertalite 2024 sebesar 31,6 juta kiloliter, realisasi hingga pertengahan Agustus ini baru mencapai 18,6 juta kiloliter atau 59 persen dari kuota.