TRIBUNNEWS.COM - Selama hampir 10 tahun pemerintahannya di Indonesia, Presiden Joko WIdodo (Jokowi) disebut telah membangun 6.000 kilometer jalan nasional baru.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja mengatakan, jalan nasional Indonesia bertambah 6.000 kilometer.
"Kondisinya bagus sekarang, artinya kita aspal dalam kondisi kemantapan yang baik di atas 95 persen," ujarnya dalam webinar berjudul "Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur" yang disiarkan kanal Youtube FMB9ID_IKP, Senin (2/9/2024).
Endra menjelaskan, penambahan panjang ruas jalan nasional tersebut antara lain terlihat di Jalan Trans-Papua.
"(Penambahan) 6.000 kilometer itu terutama di Trans-Papua, perbatasan Papua, perbatasan Kalimantan, perbatasan NTT, kemudian di Lintas Selatan Jawa," bebernya.
Sementara untuk tahun 2025, pemerintah melalui Kementerian PUPR juga masih menjadikan penyelesaian pembangunan jalan nasional baru sebagai program utama.
Salah satunya termasuk Lintas Selatan Jawa atau bisa disebut Jalur Pantai Selatan (Pansela) yang sejauh ini baru tersambung dari Banten hingga Malang di Jawa Timur, ditargetkan dapat selesai sampai Banyuwangi.
"Kemudian di beberapa wilayah juga kita terus lanjutkan, misalkan di Trans-Kalimantan, jalan perbatasan Kalimantan juga kita lanjutkan," beber Endra.
Pembangunan Infrastruktur Jadi Motor Penggerak
Endra menjelaskan, dalam satu dekade terakhir, pembangunan infrastruktur di Indonesia telah menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial.
Melalui berbagai proyek infrastruktur strategis, dia menyatakan pemerintah berhasil menciptakan konektivitas yang lebih baik, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan memperkuat daya saing Indonesia di mata investor global.
Dia menekankan, pembangunan infrastruktur adalah kebutuhan mendasar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mempersiapkan Indonesia menuju status negara maju pada 2045.
Baca juga: Tahun Depan Bakal Ada 104 Kilometer Jalan Nasional Baru Terbangun, Anggaran Mencapai Rp13 Triliun
“Infrastruktur yang kita bangun bukan untuk gagah-gagahan, melainkan untuk mengejar ketertinggalan,” tegasnya.
Salah satu dampak signifikan dari pembangunan infrastruktur adalah peningkatan konektivitas nasional. Dengan adanya jalan tol baru yang menghubungkan berbagai daerah, waktu tempuh menjadi lebih efisien, dan aktivitas ekonomi semakin lancar.
Endra juga mengingatkan bahwa tantangan ke depan semakin kompleks, terutama dalam memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun mampu bertahan menghadapi segala perubahan cuaca dan bencana alam.
Terlebih, di tengah perubahan iklim ekstrim yang semakin mengkhawatirkan, upaya untuk memastikan ketersediaan pangan dan air sepanjang tahun menjadi semakin mendesak.
Karena itu, pembangunan bendungan dan irigasi juga memainkan peran penting dalam ketahanan pangan dan air, yang merupakan elemen krusial bagi stabilitas dan kesejahteraan nasional.
Dalam 10 tahun terakhir, Pemerintah telah membangun 61 bendungan untuk memastikan ketersediaan air sepanjang musim, tetapi ini masih belum cukup.
"Kita baru mencapai 19 persen dari total sawah yang memiliki irigasi teknis. Ini berarti kita masih harus membangun lebih banyak lagi," tegasnya.
Menurutnya, hal ini menunjukkan masih adanya ketergantungan besar pada sawah tadah hujan, yang membuat produksi pangan tidak stabil dan sulit diprediksi.
Karenanya, pembangunan lebih banyak bendungan dan jaringan irigasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memastikan ketahanan pangan.
Di samping ketahanan pangan, ketahanan air juga menjadi perhatian utama, terutama di tengah ancaman perubahan iklim. Endra menjelaskan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara maju dalam hal penyimpanan air.
“Kita hanya memiliki sekitar 300 bendungan besar, sementara China memiliki 90.000 bendungan besar,” bandingnya.
Untuk mengatasi kekurangan ini, pemerintah terus membangun infrastruktur pengelolaan air, termasuk bendungan, embung, dan jaringan irigasi.
Tujuannya adalah memastikan ketersediaan air sepanjang tahun, bahkan di musim kemarau, sehingga petani dapat terus menanam dan masyarakat tidak tergantung pada curah hujan.
Sumber: Kompas.com