News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

RI Dukung Pembangunan Ekosistem Pangan Timor Leste, Produksi Padi Naik Jadi 8-11 Ton/Hektar

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia turut mendukung pembangunan ekosistem pangan di Timor Leste melalui penyediaan kebutuhan pupuk non-subsidi untuk sektor pertanian khususnya pada tanaman padi.

Upaya tersebut diwujudkan melalui program pendampingan yang pelaksanaannya dilakukan oleh BUMN di bidang agro industri, Petrokimia Gresik.

Hasilnya, Timor Leste berhasil meningkatan panenan padi dari semula 1,5 sampai 3 ton per hektare menjadi 8 sampai 11 ton per hektare.

Baca juga: YLKI: Konsumen Jangan Buru-buru Viralkan Keluhan Produk Pangan di Medsos Demi Hindari Tuntutan Hukum

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo usai menghadiri peluncuran beras nasional perdana Timor Leste, di Dili, beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya memberikan pendampingan budidaya pertanian dan memasok pupuk nonsubsidi ke Timor Leste.

Dari upaya ini, produktivitas pertanian di Timor Leste bisa meningkat 3 hingga 5 kali lipat. "Selain itu, budidaya bisa dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun, dari sebelumnya hanya sekali setiap tahunnya," sebutnya dalam keterangan pers tertulis dikutip Selasa, 10 September 2024.

Dwi Satriyo menjelaskan, dukungan ke Timor Leste ini diberikan setelah perusahaan menjalankan penugasan dalam penyaluran pupuk bersubsidi di dalam negeri.

Menurutnya, upaya ini juga menjadi bentuk dukungan perusahaan ke negara di ASEAN terutama untuk merespon isu krisis pangan.

Dia menjelaskan, pendampingan budidaya pertanian ini melibatkan PT Petrosida Gresik dan perusahaan lokal di Timor Leste, yakni Camara de Comercio e Industria de Timor Leste (CCI LT) dan dijalankan sejak Oktober 2023.

Pendampingan budidaya pertanian ini mencakup 10 titik demplot yang tersebar di Maliana, Vemase, Los Palos, Manatutu, dan Baucau dengan total luasan 10 ha dengan mengaplikasikan pupuk pestisida, dan bahan organik dari Petrokimia Gresik Grup.

"Dari hasil panen ini kemudian dilakukan pengolahan oleh CCI LT menjadi produk pangan berupa beras. Dan beras Mana Boot menjadi produk beras nasional pertama bagi Timor Leste," beber Dwi Satriyo.

Baca juga: Peran Bulog Jamin Rantai Pasok Beras Demi Wujudkan Ketahanan Pangan

Ia menambahkan, kerja sama pendampingan ini akan diperluas pada komoditas potensial Timor Leste lainnya, yaitu kentang, jeruk dan tembakau. Sehingga produktivitasnya dapat meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Untuk menyukseskan program perluasan pendampingan ini telah dibentuk 13 tenaga aplikator sebagai tenaga agronomis yang akan menjadi ujung tombak di lapangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini