TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan Bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) terus berupaya mendukung UMKM di sub sektor perkebunan, salah satunya dengan menggelar acara talkshow terkait Peluang Bisnis Kopi, Cokelat, dan Teh untuk Kaum Milenial Indonesia di Perkebunan Indonesia Expo (BUNEX), Kamis (12/9).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus naik kelas dan memiliki strategi cerdas agar bisa tumbuh pesat menembus pasar yang lebih luas.
Sejalan dengan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengatakan, bisnis di sektor perkebunan itu memiliki potensi besar dan menjanjikan, ini bisa menjadi sorotan yang menarik bagi generasi muda. “Kawasan perkebunan apabila dikelola secara kreatif dan inovatif bisa menjadi peluang bisnis dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat termasuk generasi muda untuk melihat langsung proses komoditas perkebunan seperti kopi, kakao, teh, kelapa maupun aren,” kata Heru.
Sementara itu, pada talkshow bersama Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perbenihan Perkebunan, Dhani Gartina yang menjadi keynote speaker pada talkshow ini mengapresiasi para pelaku usaha perkebunan yang telah sukses dalam mengembangkan usaha komoditas perkebunan. "Saya berharap talkshow kali ini menjadi inspirasi bagi kaum milenial untuk mengembangkan bisnis khususnya pada komoditas perkebunan, selain itu, kami Direktorat Jenderal Perkebunan terus berkomitmen untuk menghasilkan produk perkebunan yang berkualitas tinggi," jelas Dhani.
Pada talkshow kali ini, menghadirkan narasumber yang memiliki bisnis dari komoditas unggulan perkebunan salah satunya Yudi Bastian. Yudi Bastian yang merupakan Business Development Manager Espresso Embassy Coffee Roasters, menyampaikan saat ini peluang bisnis coffee shop sangat besar, dengan memanfaatkan pasar online dapat memberikan peluang besar dan mempermudah kegiatan promosi ke berbagai kalangan.
Yudi juga menambahkan bahwa saat ini Gen Z banyak mengeksplor tentang kopi, mulai dari rasa kopi maupun jenis kopi, mengingat minum kopi di coffee shop menjadi sebuah tren saat ini. Melalui artisan, dapat terus mengembangkan cita rasa kopi untuk dapat mempertahankan eksistensi kopi saat ini.
Selanjutnya, Nugroho Surosoputro sebagai Co-Founder Cokelatin Indonesia menjelaskan Indonesia pernah menjadi penghasil biji kakao terbesar ketiga di dunia, namun tidak dikenal sebagai penghasil produk kakao. Hal tersebut menjadi motivasi untuk mengembangkan cokelat mulai dari hulu hingga hilir. Saat ini pemasaran cokelat sangat mudah, dapat dilakukan dengan memasarkan di berbagai platform media pemasaran, baik online maupun pemasaran secara tradisional.
Sebagai informasi, saat ini tingkat konsumsi cokelat negara maju cenderung meningkat, hal tersebut mendorong Nugroho untuk mulai merambah ke pasar internasional dengan memasarkan brand lokal.
Pada kesempatan yang sama, Ifah Syarifah selaku Direktur PT. Arafa Arinaya Asia, mengatakan sebagai seorang pembisnis harus memiliki mental yang kuat dalam menghadapi segala situasi yang terjadi dalam dunia bisnis. Selain itu juga harus mampu memberikan waktu yang cukup dalam pengembangan dan pengolahan produk yang digeluti.
Lebih lanjut Redha Taufik Ardias, pemilik Silateahouse, mengungkapkan saat ini industri perkebunan teh harus bersinergi dengan industri pariwisata agar selaras. Ia juga mengatakan mengembangan suatu bisnis harus terus ditingkatkan terutama dalam pengolahan produk teh, agar nilai jual teh dapat terus meningkat.
Bisnis kopi, teh, dan cokelat untuk UMKM di Indonesia memiliki potensi besar, terutama dengan meningkatnya minat konsumen terhadap produk artisan, premium, dan lokal. “Dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap produk lokal, kualitas, dan keberlanjutan, UMKM komoditas perkebunan memiliki banyak peluang untuk berkembang pesat, fokus pada kualitas produk, branding yang kuat, dan inovasi dalam model bisnis menjadi kunci keberhasilan,” tutup Heru.(*)