TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia saat ini menjadi negara dengan potensi panas bumi terbesar kedua di dunia dan memiliki peluang besar mengembangkan kapasitas panas buminya.
Total pemanfaatan panas bumi di Tanah Air saat ini baru mencapai 11,02 persen dari keseluruhan perkiraan potensi panas bumi total sebesar 23.5 GW.
Untuk mengembangkan kapasitas pemanfaatan panas bumi dibutuhkan kolaborasi dengan negara lain.
Indonesia bisa meniru strategi Selandia baru dalam pemanfaatan energi panas bumi secara efektif sebagai bagian dari strategi energi terbarukan yang lebih luas.
Baca juga: Miliki 40 Persen Geothermal Dunia, Jokowi Sebut RI Jadi Bagian Penting Membangun Ekonomi Hijau
"Kolaborasi antara Indonesia dan Selandia Baru menjadi sebuah model yang saling menguntungkan. Kami berkomitmen mendukung Indonesia dalam mewujudkan ambisi panas buminya melalui berbagi pengetahuan, teknologi mutakhir, dan kemitraan bisnis yang kuat," kata Cecilia Shand, Komisaris Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia dikutip Kamis, 19 September 2024.
Dia menekankan, pengembangan energi panas bumi membutuhkan upaya kolaboratif internasional.
Keberhasilan pada sektor ini bergantung pada kekuatan bersama dari pelaku industri lokal, kebijakan pemerintah yang mendukung, dan kemitraan internasional yang proaktif.
Baca juga: PT Pertamina Geothermal Energy Perkenalkan Paradigma Baru Pengembangan Energi Panas Bumi Indonesia
"Kolaborasi jangka panjang Indonesia dan Selandia Baru tetap kuat, baik bisnis maupun pemerintah Selandia Baru sangat ingin melanjutkan dukungan mereka untuk masa depan panas bumi Indonesia," sebutnya di ajang Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024 di JCC Senayan, Jakarta, awal pekan ini.
Cecilia Shand mengatakan, Indonesia dan Selandia Baru telah membangun kemitraan yang kuat dalam sektor energi panas bumi selama lebih dari 40 tahun,
Kerjasama tersebut dimulai dengan dukungan Selandia Baru dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama Indonesia di Kamojang, Jawa Barat.
Kolaborasi jangka panjang ini terus berkembang, dengan Selandia Baru secara aktif mendukung ambisi panas bumi Indonesia sebagai bagian dari tujuan transisi energinya yang lebih luas.
Baca juga: Pertamina Geothermal Lanjutkan Program TJSL ke Warga Lahedong Sulawesi Utara
Dia mengatakan, Pemerintah Selandia Baru berkomitmen mendampingi Indonesia dalam meningkatkan kontribusi energi panas bumi untuk memenuhi komitmen Indonesia dalam perubahan iklim dan target energi terbarukan melalui sebuah program pembangunan, Indonesia-Aotearoa New Zealand Geothermal Energy Programme/Kerjasama Panas Bumi Indonesia–Aotearoa New Zealand (PINZ).
PINZ adalah sebuah program lima tahun, yang berfokus pada penyediaan pendampingan teknis dan pembangunan kapasitas lintas tiga bidang utama, yakni kerangka regulasi, eksplorasi panas bumi, dan peningkatan keterampilan teknis dan kapasitas tenaga kerja.
"Gender dan inklusi sosial yang kuat akan menjadi dasar atas penyelenggaraan program tersebut, menyadari pentingnya perempuan bagi masa depan sektor ini dan kapabilitas institusional yang lebih kuat untuk memenuhi jaminan keamanan lingkungan dan sosial terkait dengan setiap pengembangan," ujarnya.
Dia menjelaskan, kontribusi Selandia Baru terhadap industri panas bumi Indonesia juga mencakup beasiswa pascasarjana di bawah Program Beasiswa Manaaki dan berbagai kesempatan pelatihan jangka pendek setiap tahunnya.
Selain kolaborasi pemerintah, para ahli panas bumi Selandia Baru berkomitmen untuk membina kemitraan business-to-business dengan pengembang Indonesia.
Kemitraan ini akan memberikan akses kepada perusahaan Indonesia terhadap keahlian Selandia Baru dalam praktik teknis terbaik, ilmu pengetahuan, dan teknologi canggih panas bumi, yang selanjutnya mempercepat pengembangan proyek panas bumi di Indonesia secara signifikan.