News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menteri Keuangan Sri Mulyani Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Sentuh 5,06 Persen

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono dan Wamenkeu I Suahasil Nazara menyampaikan keterangan kepada wartawan di Kompleks Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024). Presiden Joko Widodo melantik anggota Bidang Ekonomi dan Keuangan Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan II mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wamenkeu I Suahasil Nazara dalam Kabinet Indonesia Maju pada sisa masa jabatan periode 2019-2024. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III berada diatas 5 persen didukung konsumsi yang terjaga kuat dan pertumbuhan investasi.

Hal itu dia sampaikan dalam acara Konferensi Pers APBN KiTa, di Gedung Juanda Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: APBN Agustus 2024 Defisit Rp 153,7 Triliun

"Kami memperkirakan untuk kuartal III masih akan relatif stabil diatas 5 persen. Menurut estimasi di BKF 5,06 persen. Jadi ini mungkin masih akan on track disekitar angka tersebut," kata Sri Mulyani.

Bendahara negara itu berharap dengan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga menjadi momentum positif bagi perekonomian Indonesia.

"Ini dengan lingkungan global yang terus dinamis ya. Kita harap dengan tadi perkembangan Fed Fund Rate yang menurun kita harapkan akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia," jelasnya.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti volatilitas pasar keuangan yang diharapkan menurun seiring dengan semakin jelasnya kebijakan moneter negara maju dan menunjukkan tren membaik.

Meski begitu, bendahara negara itu menyebut bahwa tantangan yang tidak bisa diprediksi adalah kondisi geopolitik di negara-negara maju.

Baca juga: Masuk Bursa Calon Menkeu Era Presiden Prabowo Subianto, Ini Respons Budi Gunadi Sadikin

"Hal yang tak bisa diprediksi adalah geopolitik, termasuk kondisi Pemilu di AS yang akan menentukan arah kebijakan. Ini masih akan harus kita waspada," papar dia.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini