Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKRATA -- Rencana program cetak sawah atau lahan baru seluas 3 juta Ha oleh Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertanian harus di lakukan dengan cermat.
Anggota Komisi IV DPR RI Riyono menerangkan, di sisi lain jika berhasil akan menghasilkan jutaan ton beras yang bisa membantu mengurangi alokasi impor kita.
"Cetak sawah baru 3 juta Ha lahan di Indonesia timur memang menjanjikan untuk bisa menghasilkan jutaan ton beras, namun jika gagal akan kehilangan ratusan milyar," ujarnya, Sabtu (26/10/2024).
Selama pemerintahan Jokowi program ini juga sudah dijalankan. Cita – cita 1 juta Ha terealisasi 500.000 Ha di Indonesia timur dengan biaya trilyunan rupiah.
Sebagai pertimbangan untuk di ketahui rencana anggaran biaya (RAB) konstruksi cetak sawah pada 2016 bagi 138 kabupaten sebesar Rp 16 juta per hektare, serta khusus untuk daerah Maluku dan Papua sebesar Rp 19 juta per hektare.
Buat cetak 600.000 Ha sawah baru membutuhkan biaya rata – rata di luar Jawa 17 Juta per Ha sehingga diperkirakan membutuhkan lebih dari Rp 10 triliun.
"Membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk cetak sawah baru, Kementan harus bisa mensiasati anggaranya yang ada. Jangan sampai mengulang kegagalan yang pernah terjadi,” kata Riyono.
Menurut Riyono keberhasilan cetak sawah baru ada di pengelolanya. Petani muda menjadi solusinya, ajak sarjana – sarjana pertanian menjadi petani sukses bersama cetak sawah baru.
Menurut data Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) 2020 Kementerian Pertanian mencatat petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang.
Hanya sekitar 8 persen dari total petani kita 33,4 juta orang. Sisanya lebih dari 90 persen masuk petani kolonial, atau petani yang sudah tua
"Kalau mau maju pertanian kita PKS usulkan Gaji petani muda kita, jadikan profesi petani menjanjikan. Lulusan pertanian jadikan petani sukses. Kita hitung saja, 2.7 juta petani muda yang siap berkorban katakan 1 juta x 5 juta x 12 bulan = 60 Triliun. Angka yang kecil bagi cita – cita mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan Nasional," tutur Riyono