Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, menekankan untuk bisa swasembada energi perlu melihat potensi di dalam negeri.
Diutarakan Arcandra soal target pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada energi.
Arcandra berujar, pemerintah harus memanfaatkan potensi - potensi energi di dalam negeri.
"Karena isunya adalah bagaimana kita memanfaatkan atau mengurangi ketergantungan terhadap impor," ujar Arcandra di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Baca juga: PGN Targetkan 200 Ribu Jargas Baru di 2025, Dukung Swasembada Energi Indonesia
Namun, ucap Arcandra, Indonesia harus mengurangi impor dan menggantinya dengan sumber - sumber energi di dalam negeri.
Dia mencontohkan, Jepang mencari sumber - sumber energi dan membawanya ke dalam negeri.
"Kita bagaimana? Apakah kita masih punya sumber-sumber di dalam negeri? Masih. Sampai seberapa jauh kita seriusi sumber-sumber di dalam negeri kita?," kata Arcandra.
Untuk itu, menurut Arcandra, Indonesia harus melihat dari sisi teknikal dan politik, serta merancang strategi yang tepat untuk bisa mencapai swasembada energi. Di antaranya dengan melakukan eksplorasi.
"Berapa persen eksplorasi dalam negeri bisa dilakukan suasemada? Tidak ada yang bisa menjamin eksplorasi itu akan sukses, tapi harus dilakukan," tuturnya.
Meski dengan tingkat kesuksesan yang tidak terlalu tinggi, kata Arcandra, eksplorasi tetap harus dilakukan.
Dia mencontohkan, eksplorasi bisa dilakukan di wilayah Timur Indonesia. Menurutnya, eksplorasi bisa meningkatkan produksi di dalam negeri.
"Pemerintah harus lebih aktif untuk mengenjot sumber-sumber dana eksplorasi," terang Arcandra.
Di sisi lain, ucap Arcandra, Indonesia memiliki tantangan seperti tidak 'alergi' dengan teknologi baru.
Sebelumnya, swasembada energi menjadi salah satu topik yang ditekankan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdananya di hadapan parlemen setelah pelantikannya sebagai presiden pada 20 Oktober 2024.
Keinginan Prabowo untuk swasembada energi bukan tanpa alasan. Prabowo mempunyai kekhawatiran bahwa ketegangan geopolitik dan perang yang bisa terjadi kapan saja dapat mengancam pasokan energi Indonesia sehingga Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan energinya sendiri.
Apalagi dalam situasi krisis, negara-negara cenderung memprioritaskan kepentingan domestik mereka, termasuk dalam hal energi. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada impor energi.