Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan, dalam hitungannya perlu setidaknya 100 pabrik untuk mengolah 2 juta hektare perkebunan tebu di Merauke
Pemerintah akan mengembangkan perkebunan tebu terintegrasi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Perkebunan ini bakal menjadi salah satu bentuk percepatan swasembada gula dan bioetanol di Indonesia.
"Tidak bisa tebu panen, digiling di Jawa tapi pabriknya harus ada di sana. Karena dalam 24 jam karakter tanaman tebu ini sudah beda. Pabrik yang diperlukan untuk menyerap 2 juta hektare lahan setidaknya harus ada 100 pabrik gula," ujar Soemitro saat diskusi Bensin Hijau di Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2024).
Sebab, kata Soemitro, bicara tebu tidak hanya menyangkut infrastruktur. Dia mengatakan, pentingnya memerhatikan soal tanah yang cocok untuk ditanam tebu.
Baca juga: Pakar Ingatkan Pemerintah Jangan Hanya Fokus pada Tebu dalam Pengembangan Bioetanol Sebagai BBN
Selain itu, dia mengingatkan pentingnya agar pemerintah apakah mungkin saat tanaman itu ada, pabriknya mendahulukan swasembada gula sebelum berfokus tebu untuk bioetanol sebagai pengganti bensin.
"Sebelum mikir bioetanol, gula kita harus swasembada dulu," ujar Soemitro.
Soemitro menjelaskan, terlalu riskan jika mendahulukan tebu untuk bioetanol tapi Indonesia masih kekurangan gula, sehingga diharuskan impor.
Dia menyinggung soal Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).
"Target swasembada gula konsumsi kita harus tercapai 2028 dan target penambahan areal kita harus ada tambahan dan ini selalu saya ingatkan terutama yang mendapat amanah Perpres bukan menjadi 700 ribu tapi tambahan 700 ribu hektare tanaman baru," kata Soemitro.
Untuk mencapai target tersebut, menurut Soemitro, setidaknya tebu harus ditanam setidaknya paling lambat pada 2027. Selain itu, perlu ada road map untuk mencapai target tersebut.
"Kita tanam tebu, 1 hektare bibit, merauke bibitnya tidak dari kita dari Australia," tutur Soemitro.
Menurut catatan Soemitro, saat ini produksi gula masih jauh dari harapan. Karena itu, dia mengingatkan agar kementerian terkait untuk membuat peta jalan soal swasembada gula.