Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat sejumlah beberapa kereta api unggulan telah mempersingkat waktu tempuh. Setidaknya terdapat 10 perjalanan yang kini waktu tempuhnya lebih singkat.
Vice President of Public Relations, Anne Purba menyampaikan, sejak Grafik Perjalanan Kereta (Gapeka) 2014 hingga 2023, beberapa kereta api unggulan telah berhasil mempersingkat waktu tempuhnya.
Baca juga: Promo KAI Expo 2024 Diskon 70 Persen Harga Tiket Kereta Api, Ini Syarat dan Ketentuannya
Berikut adalah beberapa kereta api unggulan yang waktu tempuhnya telah dipersingkat:
1. Agro Bromo Anggrek (Gambir – Surabaya Pasarturi pp): 55 menit.
2. Argo Wilis (Bandung – Surabaya Gubeng pp): 1 jam 51 menit.
3. Argo Lawu (Gambir – Solo Balapan): 1 jam 2 menit.
4. Argo Dwipangga (Gambir – Solo Balapan): 1 jam 1 menit.
5. Argo Sindoro (Gambir – Semarang Tawang Bank Jateng): 31 menit.
6. Sembrani (Gambir – Surabaya Pasarturi pp): 1 jam 8 menit.
7. Bima (Gambir – Surabaya Gubeng pp): 2 jam 1 menit.
8. Gajayana (Gambir – Malang pp): 2 jam 50 menit.
9. Turangga (Bandung – Surabaya Gubeng pp): 2 jam 20 menit.
10. Taksaka (Gambir – Yogyakarta): 56 menit.
"Berdasarkan data hingga September 2024 saja, frekuensi kereta api penumpang mencapai 547.991 perjalanan, di mana frekuensi KA penumpang pada tahun 2023 sebesar 677.154 dan 608.761 perjalanan pada tahun 2022," ujar Anne di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Dari 547.991 perjalanan KA penumpang di tahun 2024, didapati frekuensi angkutan perkotaan terdiri dari KA Lokal sebanyak 63.073 perjalanan, Commuterline sebanyak 290.977 perjalanan, KA Bandara sebanyak 29.852 perjalanan, serta LRT Sumsel dan LRT Jabodebek 80.687 perjalanan.
Sementara itu, frekuensi KA Jarak Jauh Ekonomi mencapai 35.057 perjalanan, KA Jarak Jauh Eksekutif dan Bisnis sebanyak 48.345 perjalanan. Untuk KA Barang, tercatat telah mencapai 60.150 perjalanan per September 2024.
Frekuensi perjalanan kereta api meningkat setiap tahunnya berkat pengembangan infrasktruktur oleh pemerintah melalui DJKA Kemenhub dan KAI, seperti double-double track (DDT), modernisasi sistem persinyalan, serta berbagai inovasi untuk menjaga keselamatan perjalananan kereta api sebagai prioritas.
"Gapeka akan terus diperbarui untuk menyesuaikan dengan kapasitas sarana/prasarana dan kebutuhan masyarakat," terang Anne.
Anne menambahkan bahwa dalam upaya meningkatkan frekuensi dan kecepatan perjalanan KA, KAI secara proaktif menutup perlintasan sebidang demi menjaga keselamatan perjalanan KA.
"Perlintasan sebidang yang tak memiliki izin harus ditutup untuk keselamatan perjalanan KA dan pengguna jalan. Pada periode Januari hingga 30 Oktober 2024, KAI bersama Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan telah berhasil menutup 269 titik perlintasan untuk wilayah Jawa dan Sumatera," imbuh Anne.