Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengemudi ojek daring atau ojek online (Ojol) siap menggelar aksi besar-besaran. Aksi demi memprotes rencana pemerintah soal Ojol tidak akan mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia, Igun Wicaksono, menanggapi keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia soal pencabutan subsidi BBM bagi ojol.
"Pernyataan yang disampaikan Bahlil ini merupakan pernyataan menantang para pengemudi ojol untuk melakukan protes besar terhadap pemerintah, blunder apalagi yang akan disampaikan pemerintah ini?," kata Igun saat dihubungi Tribunnews, Jumat (29/11/2024).
Baca juga: Pemerintah Akan Larang Ojol Gunakan BBM Bersubsidi, Anggota DPR: Tidak Berpihak ke Rakyat Kecil
Igun menegaskan, jika Ojol tidak dapat mendapat BBM bersubsidi, maka akan terjadi gelombang aksi unjuk rasa besar-besaran di seluruh Indonesia untuk memprotes keputusan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
"Padahal kami berharap pemerintahan Prabowo ini dapat mensejahterakan ojol namun nyatanya pernyataan Bahlil ini membuat ojol meradang dan siap turun massa besar, mana pro rakyatnya?," tutur Igun.
Igun menjelaskan, adanya dampak lainnya jika subsidi BBM bagi ojol dibatasi atau dicabut. Di antaranya, inflasi akan melonjak, karena jumlah besar pengemudi, yakni 4 juta ojol diseluruh Indonesia dan sekitar 21 juta pengguna jasa ojol. 60-70 persen pengemudi ojol menjalankan profesi sebagai pengiriman barang atau kurir.
"Bahlil harus batalkan rencana mencabut subsidi BBM bagi pengemudi ojol atau akan terjadi gelombang aksi massa ojol di seluruh Indonesia dan kami akan gerakan massa ojol seluruh Indonesia untuk demo besar maupun mogok nasional, mohon Presiden Prabowo juga dapat perhatikan hal yang disampaikan Bahlil ini," terang Igun.
Merujuk data yang diolah dari berbagai sumber, jumlah pengemudi ojol di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 4 juta orang pada tahun 2024. Angka ini mencakup mitra dari berbagai platform.
Baca juga: Bahlil Larang Ojol Beli Pertalite, Beban Masyarakat Rentan Makin Berat dan Driver akan Demo Besar
Rata-rata penghasilan pengemudi ojek online di Indonesia bervariasi tergantung pada wilayah, jumlah pesanan, dan sistem insentif dari aplikator. Menurut survei terbaru, per bulan, rata-rata pendapatan mereka berada di bawah Rp 3,5 juta, dengan jam kerja antara 8 hingga 12 jam per hari tanpa hari libur.
Sebelumnya, Pemerintah sedang merumuskan skema baru penyaluran subsidi energi termasuk bahan bakar minyak (BBM). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengatakan ojek online (ojol) tak menjadi target subsidi BBM tepat sasaran.
"Ojek (online) kan dia pakai untuk usaha, masa usaha disubsidi?" ujarnya, Rabu (27/11/2024).
Bahlil membocorkan skema baru subsidi BBM yang bakal diberlakukan. Pemerintah akan menerapkan sistem kombinasi, antara subsidi harga dan subsidi Bantuan Langsung Tunai (BLT). Selama ini pemerintah menerapkan subsidi BBM berbasis harga.
Bahan bakar sepeti pertalite beredar dengan harga yang disubsidi dan bisa diakses lebih murah. Namun permasalahan terbesar adalah banyak masyarakat kelas atas yang ikut menikmati sehingga jadi beban anggaran. Dengan skema baru berupa pembatasan, pemerintah berharap subsidi BBM lebih tepat sasaran.