Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru yang melek literasi finansial berpotensi lebih besar untuk mengintegrasikan literasi finansial dalam proses belajar-mengajar.
Tak hanya itu, guru melek finansial bisa mewujudkan pembelajaran yang kontekstual dengan membantu membekali murid dengan permasalahan nyata di sekitar mereka, termasuk pemahaman tentang pengelolaan finansial yang baik.
“Guru berdaya tidak hanya mampu mengelola uang yang didapat dari gaji bulanan tapi bisa menambah pemasukan lewat karir protean atau mengembangan karir melalui inisiatif dan kendali pribadi," kata Ketua Kampus Pemimpin Merdeka unit pelaksana dari Guru Belajar Foundation (GBF), Rizqy Rahmat Hani, di sela Festival Media Literasi Finansial dan Karier Protean (FESTIFIN) secara daring belum lama ini.
FESTIFIN adalah perayaan belajar peserta program Guru Kreatif Cerdas Finansial (GKCF) yang bertujuan mendukung pemberdayaan guru melalui peningkatan kompetensi literasi finansial dan pengembangan karier berhasil menggaet lebih dari 1.500 peserta aktif.
"Selain menambah pemasukan, karier protean meningkatkan kepuasan kerja, mendorong pengembangan diri, serta memberikan fleksibilitas bagi guru untuk berkontribusi lebih sesuai minat mereka tapi masih sejalan dengan kehidupan belajar dan mengajar di kelas," katanya.
Dalam acara yang diinisiasi PT Bank SMBC Indonesia Tbk dan Guru Belajar Foundation (GBF) ini, Tamsiruddin, guru UPTD SMP Negeri 1 Parepare, narasumber FESTIFIN, mengungkapkan, pentingnya guru memiliki kemampuan literasi finansial.
“Penghasilan guru itu seringnya 5,0. Artinya, masih tanggal lima atau awal bulan tapi saldo sudah 0 koma,” katanya.
Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengelolaan keuangan yang bijak sehingga masih terjebak cicilan non produktif. Dan parahnya tidak sedikit guru yang berakhir terjerat hutang pinjaman online ilegal.
Merespon situasi tersebut, Tamsiruddin berinisiatif membuat media edukasi Kartu Cuan yang dipresentasikan saat FESTIFIN.
"Kartu Cuan merupakan kalkulator sederhana untuk membantu guru mengelola pendapatan mereka agar lebih efisien," katanya.
Baca juga: Pemerintah Ngotot Terapkan PPN 12 Persen di 2025 Meski Bikin Masyarakat Makin Susah
Rizqy Rahmat menambahkan, sebanyak 50 narasumber di festival ini merupakan bagian dari 187 penggerak literasi finansial yang lulus dari program GKCF.
Mereka berbagi praktik baik melalui media edukasi yang telah mereka rancang.
Guru Belajar Foundation adalah lembaga philanthropic intermediary yang memberdayakan guru menjadi penggerak perubahan melalui kolaborasi beragam organisasi penggerak: keguruan, kepemimpinan, jaringan sekolah/madrasah.
Yayasan Guru Belajar bergerak melalui Kampus Guru Cikal, Kampus Pemimpin Merdeka, dan Cerita Guru Belajar, serta berkolaborasi aktif dengan Teach First Indonesia.