News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cadangan Devisa RI di November 2024 Merosot Akibat Pemerintah Bayar Utang Luar Negeri

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi dolar AS. Posisi cadangan devisa pada akhir November 2024 setara dengan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya mengungkapkan, posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir November 2024 sebesar 150,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Jika dikonversi ke dalam Rupiah, angka tersebut setara Rp2.378 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.837 per dolar AS.

Berdasarkan catatan BI, cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Di mana pada akhir Oktober 2024, cadangan devisa Indonesia sebesar 151,2 miliar dolar AS.

Baca juga: Tingkatkan Cadangan Devisa RI, Kemenperin Nilai Industri Nasional Perlu Dukungan Pembiayaan Murah

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan penyebab turunnya posisi cadangan devisa pada November 2024.

Turunnya angka yang dimaksud dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Meski demikian, Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Perkembangan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah," ungkap Ramdan dalam keterangannya, Jumat (6/12/2024).

Dirinya melanjutkan, posisi cadangan devisa pada akhir November 2024 setara dengan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor.

Kemudian, cadangan devisa ini disebut mampu membiayai pembayaran pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut tetap memadai sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal.

Ramdan melanjutkan, prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal. 

"Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini