News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diversifikasi Pangan dan Kolaborasi Dapat Mendorong Pertanian Berkelanjutan

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tetra Jaya Plusindo bersama Gabungan kelompok tani (Gapoktan) BPP Wilayah 7 Ciawi berhasil menggelar panen raya jagung ketan ungu di Desa Jogjogan, Cisarua, Kabupaten Bogor.

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Petani lokal hingga kini masih menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas jagung nasional pada tahun 2023 mencapai rata-rata 5,7 ton per hektar.

Meski begitu, angka ini masih menghadapi ancaman dari berbagai faktor seperti perubahan iklim hingga tingginya biaya produksi.

Baca juga: Prabowo Tetapkan 9,5 Juta Ton Pupuk Subsidi di 2025, Stok Siap Disalurkan ke Petani 

Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan diversifikasi pangan dan kolaborasi strategis antara berbagai pihak guna mendorong pertanian berkelanjutan.

Menjawab tantangan ini, Tetra Jaya Plusindo bersama Gabungan kelompok tani (Gapoktan) BPP Wilayah 7 Ciawi berhasil menggelar panen raya jagung ketan ungu di Desa Jogjogan, Cisarua, Kabupaten Bogor.

CEO PT Tetra Jaya Plusindo, Zahra Amalina,  mengatakan, jagung ketan ungu memiliki berbagai manfaat, termasuk sebagai sumber nutrisi kaya antioksidan yang baik untuk kesehatan.

"Kami terus berkomitmen untuk mendukung pertanian berkelanjutan di Indonesia, salah satunya di wilayah Cisarua Bogor. Kolaborasi dengan Gapoktan ini membuktikan bahwa pengelolaan pertanian yang baik dan konsisten dapat meningkatkan hasil panen sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar," tutur Zahra dikutip Jumat (13/12/2024).

Saat ini, Tetra Jaya Plusindo memiliki wilayah garapan sebesar 10 hektar dengan target ekspansi hingga 300 hektar pada 2025.

Ia menyebut, Lewat diversifikasi pangan, perusahaan senantiasa memproduksi jagung pelangi, cabai, melon, dan sorgum, dengan siklus panen setiap minggu.

Baca juga: Kemenko Perekonomian Minta Pembahasan Permenkes Libatkan Petani dan Industri

Dengan begitu, kata Zahra, diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan bahan pangan strategis secara signifikan.

Sinergi dengan petani lokal hingga kini terus menjadi fokus utama perseroan.

"Dengan semangat inovasi dan keberlanjutan, sektor pertanian Indonesia diharapkan mampu menjadi pilar utama ketahanan pangan nasional dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi secara menyeluruh," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini