Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jelang pergantian tahun, nilai tukar rupiah Rupiah kian melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), bahkan mencapai angka Rp 16.241 per Jumat (27/12/2024) pukul 9:57 WIB.
Chief Economist Bahana TCW Investment Management Emil Muhamad menerangkan, penyebab melemahnya Rupiah terhadap Dolar AS berasal dari tekanan eksternal. Antara lain adalah masih kuatnya perekonomian AS.
"Dan juga di pekan lalu itu ada rilis dari Bank Sentral Amerika yang menunjukkan nampaknya suku bunga di 2025 masih akan tetap tinggi," ujarnya kepada wartawan, Jumat (27/12/2024).
Baca juga: Pelemahan Kurs Rupiah Bukan Imbas Penggeledahan Kantor BI Oleh KPK
Penyebab pelemahan Rupiah, kata Emil, bukan berasal dari dalam negeri dan pelemahan mata uang merupakan fenomena yang juga dialami oleh negara berkembang lainnya.
"Jadi tidak ada yang salah dengan ekonomi Indonesia, tidak ada yang salah dalam pengelolaan moneter maupun pengelolaan fiskal," ujarnya.
Namun, menurutnya, lebih disebabkan oleh tekanan eksternal yang datangnya dari AS itu sendiri. Dan ini dirasakan secara global terutama oleh mata uang negara berkembang.
Menurut Emil, selama sebulan terakhir, Rupiah melemah sebesar 1,11 persen, lebih besar dibandingkan dengan negara berkembang lainnya yang hanya rata-rata sebesar 0,93 persen.
Meskipun demikian, menurutnya, Rupiah cenderung lebih stabil dibandingkan mata uang negara lain ketika dilihat dengan gambaran lebih besar.
"Jika kita lihat gambar lebih besar, sepanjang tahun 2024 ini sebenarnya Rupiah sudah sangat stabil ya, relatif lebih baik bahkan dibandingkan mata uang negara berkembang lainnya," kata Emil.
Negara berkembang mencatatkan pelemahan itu mencapai 7 persen, sedangkan Rupiah dinilainya mampu bertahan cukup baik sepanjang tahun dengan hanya mencatatkan pelemahan 5,18 persen.