News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komjen Pol Marthinus Hukom Rintis Kolaborasi BNN - DEA AS untuk Putus Sindikat Narkoba Internasional

Editor: Domu D. Ambarita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) mengadakan rangkaian kunjungan kerja ke Amerika Serikat, pekan lalu. Kepala BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom (kanan, tengah) didampingi staf, seperti Deputi Pemberantasan, Deputi Hukum dan Kerja Sama, Direktur Psikotropika dan Prekursor, Kepala Pusat Penelitian Data dan Informasi (Puslidatin), serta Analis Rancangan Naskah Perjanjian (RNP). Delegasi mengadakan rapat dengan Assistant Special Agent In Charge (ASAC) SOD, Rabu (15/5/2024). (HO/BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI)

JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM - Kolaborasi  antarlembaga internasional sangat diperlukan untuk upaya pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN), hingga memutus jaringan sindikat narkotika.

Demikian disepakati dalam rangkaian kunjungan kerja (study visit) Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) ke Amerika Serikat, pekan lalu.

Pada hari pertama kunjungan, BNN menyambangi kantor Special Operations Division (SOD) Drug Enforcement Administration (DEA), di Amerika Serikat, pada Rabu (15/5/2024).

Kepala BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom didampingi staf, seperti Deputi Pemberantasan, Deputi Hukum dan Kerja Sama, Direktur Psikotropika dan Prekursor, Kepala Pusat Penelitian Data dan Informasi (Puslidatin), serta Analis Rancangan Naskah Perjanjian (RNP). Delegasi diterima oleh Assistant Special Agent In Charge (ASAC) SOD.

Kepala BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom didampingi staf, melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Delegasi BNN menyambangi kantor Special Operations Division (SOD) Drug Enforcement Administration (DEA), di Amerika Serikat, pada Rabu (15/5/2024). (HO/BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI)

SOD merupakan unit khusus dalam struktur DEA yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan dan mendukung investigasi peredaran narkotika berskala besar dengan melibatkan berbagai agensi.

Sejak berdiri 1994, SOD DEA memfasilitasi pertukaran informasi dan kolaborasi antarlembaga penegak hukum federal, negara bagian, lokal, dan internasional, untuk menangani dan memutus jaringan sindikat narkotika. Mereka berfokus pada peredaran narkotika tingkat tinggi dan tindak pidana pencucian uang yang berdampak signifikan terhadap aliran narkotika ke Amerika Serikat.

Pihak SOD menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin sangat baik antara BNN dan DEA, selama ini.

Kepala BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom (kanan) didampingi staf, melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Delegasi BNN menyambangi kantor Special Operations Division (SOD) Drug Enforcement Administration (DEA), di Amerika Serikat, pada Rabu (15/5/2024). (HO/BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI) 

Dalam diskusi disebutkan juga, SOD memiliki peran signifikan bagi agen federal dalam melakukan koordinasi di lapangan terkait antarkasus yang ditangani. Praktis, tidak ada dua agen yang menangani satu kasus yang sama, sehingga tidak tumpang tindih dan operasi berjalan efektif dan efisien.

SOD juga memanfaatkan teknologi komunikasi mulai dari telepon, internet, hingga radio. Langkah ini digunakan untuk melakukan investigasi kejahatan transnasional domestik dan internasional.

Study visit Delegasi BNN RI  diharapkan membuka wawasan yang kemudian dapat diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan Indonesia dalam pemberantasan peredaran gelap narkotika.

Kepala BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom (kanan) didampingi staf, melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Delegasi antara lain bertemu dengan Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC, Amerika Serikat, Ida Bagus Made Bimantara, Kamis (16/5/2024). (HO/BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI) 

Delegasi BNN, juga melakukan rangkaian kunjungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)  di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (16/5/2024). Delegasi diterima Kuasa Usaha ad interim Ida Bagus Made Bimantara.

Kedua pihak mendiskusikan situasi terkini mengenai peredaran narkotika di Indonesia dan Amerika Serikat, serta membahas peluang kerja sama antara BNN dan Drug Enforcement Administration (DEA) AS.

Pada kesempata itu, BNN berharap dapat memperkuat kerja sama yang telah terjalin dengan DEA, khususnya melalui upaya pengembangan kapasitas.

Kepala BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan Indonesia secara serius mewaspadai peredaran gelap narkotika dari benua Amerika dan wilayah Golden Triangle di Asia Tenggara.

Sementara pihak KBRI Washington  menyoroti ancaman serius yang dihadapi Amerika Serikat saat ini, yaitu penyebaran fentanyl yang telah menyebabkan ratusan korban jiwa. Fentanyl adalah opioid kuat yang digunakan sebagai analgesik dan obat bius jika diberikan bersamaan dengan obat lain. Obat ini kerap disalahgunakan digunakan untuk tujuan kesenangan, kadang dicampur dengan heroin, kokain, atau metamfetamin, dan tindakan ini berpotensi menyebabkan overdosis mematikan. 

Daun Kratom asal Kalimantan Beredar di Amerika

Selain itu, tren penyalahgunaan narkotika dan isu kratom di Amerika Serikat turut menjadi fokus diskusi dalam pertemuan ini. Kratom adalah tanaman khas Indonesia dan Asia Tenggara. Daun Kratom tengah diwacanakan masuk dalam kategori narkotika golongan I. Narkotika Golongan I sangat berbahaya karena menimbulkan efek ketergantungan. Ganja, koka, dan opium masuk dalam kategori narkoba golongan 1.

Delegasi BNN menginformasikan bahwa suplai Kratom asal Indonesia yang beredar di Amerika Serikat sebagian besar berasal dari beberapa wilayah di Kalimantan. Disampaikan pula tanaman Kratom saat ini belum diatur dalam Undang-Undang Narkotika di Indonesia, namun penelitian dan uji klinis masih terus dilakukan secara mendalam.

Dari pertemuan dengan pihak KBRI Washington, diharapkan dapat mendorong upaya penguatan kerja sama antara BNN dengan DEA dalam menangani permasalahan narkotika yang semakin kompleks dan mengancam kesehatan serta keamanan masyarakat.

Hari berikutnya, Jumat (17/5/2024), Kepala Badan BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom beserta jajaran meninjau salah satu fasilitas laboratorium Drug Enforcement Administration (DEA), Special Testing and Research Laboratory (STRL).

STRL merupakan pusat pengujian dan penelitian forensik yang memainkan peran penting dalam menghasilkan informasi intelijen yang dibutuhkan oleh DEA dan para pembuat kebijakan di Amerika Serikat.

Laboratorium milik DEA tersebut melakukan penelitian mendalam dan analisis terhadap zat-zat yang dikendalikan, termasuk dari sumber-sumber internasional serta tanda-tanda alat dan logo pada obat-obatan dan kemasannya.

Hasil penelitian dan analisis STRL kemudian digunakan sebagai informasi intelijen strategis untuk mengetahui metode pemrosesan, asal geografis, dan produsen narkotika seperti heroin, kokain, dan metamfetamin.

Melalui study visit ini BNN berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang dapat diterapkan di Pusat Laboratorium Narkotika BNN sebagai upaya peningkatan pelayanan dan pengembangan kapasitas kelembagaan dalam menghadapi tantangan kejahatan narkotika yang kian berkembang. (BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini