TRIBUNNEWS.COM - Perlu diketahui, virus corona (Covid-19) menyerang sistem pernapasan dengan gejala mirip seperti Influenza dan flu biasa.
Ketiganya sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.
Meski memiliki gejala yang mirip antara virus Corona, Influenza, dan Flu Biasa, namun masih ada beberapa perbedaan mendasar antara ketiganya.
Baca: Soal Corona, Jokowi: Saatnya Kita Bekerja Dari Rumah, Belajar Dari Rumah, Ibadah di Rumah
Baca: Dua Orang di Jawa Tengah Positif Corona, Ganjar Pranowo Terlusuri Riwayat Perjalanan Pasien
Lantas apa beda dari ketiganya?
Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat melalui akun Instagram resminya, @bappedajabar merilis perbedaan mendasar antara virus corona, influenza, dan flu biasa.
"West Java Sampurasun wargi Jabar."
"Kangmin ada informasi penting nih tentang perbedaan mendasar antara Virus Corona , Influenza, dan Flu Biasa."
"Perbedaannya bisa wargi ketahui dari gejala klinis yang dirasakan oleh wargi,"
"Nah, jadi jangan terlalu panik dengan virus corona tapi waspada perlu ya wargi Jabar tersayang," tulis @bappedajabar, dikutip Tribunnews pada Minggu (15/3/2020).
Sementara perbedaan dari ketiganya dapat dilihat dari gejala-gejala klinis masing-masing.
Virus Corona
- Demam
- Batuk-batuk
- Pernapasan Cepat Tak Normal
- Dahak Kental (kuning-kehijauan)
- Anggota Tubuh Lemas
- Sinar-X pada paru-paru
Influenza
- Demam
- Batuk-batuk
- Hidung Meler
- Bersin-bersin
- Muntah-muntah
- Diare
- Otot-otot nyeri
Flu Biasa
- Batuk-batuk
- Hidung tersumbat
- Bersin-bersin
- Tenggorokan sakit
- Tenggorokan tidak nyaman
Baca: Biaya Perawatan Pasien Virus Corona, Humas BPJS: Semua Dijamin Pemerintah
Baca: Soal Harapan Hidup Penderita Virus Corona, Effendi Gazali: 97 Persen Bisa Disembuhkan
Kabar Terbaru Virus Corona
Mengutip sehatnegeriku.kemkes.go.id, Minggu (15/3/2020), Jubir Pemerintah untuk Covid-19 dr Achmad Yurianto menyebut ada 21 kasus positif Covid-19 yang baru.
"Per hari ini dari lab yang saya terima pagi ya, hari ini kita dapatkan 21 kasus baru, 19 di antaranya di Jakarta, 2 di Jawa Tengah," kata Yuri di Komplek Istana Negara.
Sehingga total ada 117 kasus positif corona per siang hari ini.
Sementara melansir web interaktif COVID-19 Johns Hopkins, secara global virus corona telah mewabah di 142 negara.
Dari keseluruhan, total kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 156.400, dengan jumlah kematian 5.833 dan dinyatakan sembuh 73.968
Lantas bagaimana cara ampuh untuk mencegah virus corona?
Dokter Spesialis Paru bernama dr Chrisrianto Edy Nugroho Sp.P, FISR dari Rumah Sakit Indriati, Sukoharjo menanggapi hal tersebut.
Menurutnya yang paling baik dalam pencegahan virus corona adalah mencuci tangan dengan sabun.
"Yang paling baik untuk pencegahan harus cuci tangan dengan sabun atau cairan antiseptik."
"Hal tersebut dilakukan setiap kali pergi dari luar rumah termasuk juga sewaktu akan makan dan minum," tutur dr Chris kepada Tribunnews.com, Selasa (3/3/2020).
Lanjut dr Chris penting juga menjaga tangan agar tidak sembarangan menyentuh mulut, hidung, dan mata.
Selain melakukan hal tersebut, menjalankan pola hidup yang sehat pun dianjurkannya.
"Intinya menjalankan pola hidup sehat."
"Seperti makan-makanan yang bergizi, cukup tidur, cukup istirahat, tidak merokok dan tidak minum alkohol," tutur dr Chris yang juga berpraktik di Rumah Sakit JIH Solo itu.
Baca: WNI Positif Virus Corona Buat Pengakuan, Tak Kenal WN Jepang yang Menulari, Sedih Fotonya Beredar
Baca: Terdampak Covid-19, Catur Laswanto Sebut Pemprov DKI Jakarta Gerak Cepat Lakukan Pencegahan Corona
Penggunaan masker agar efektif
Selain menjelaskan cara 'ampuh' mencegah virus corona, dr Chris juga menerangkan penggunaan masker.
Dokter Chris menuturkan penggunaan masker bisa meminimalisir terjadinya penularan virus corona.
"Pemakaian masker memang tidak menjamin 100 persen tidak bisa tertular virus atau bacteri, tapi paling tidak meminimalisir terjadinya penularan," ungkapnya.
Menurut dr Chris yang seharusnya 'wajib' menggunakan masker adalah seseorang yang sedang terkena flu.
"Yang paling tepat harus mengenakan masker seharusnya memang yang sedang sakit flu," kata dr Chris.
Hal tersebut bertujuan agar terhindar dari kuman yang keluar dari tubuh sesuai bersin atau batuk.
"Tujuannya supaya kuman, entah itu virus atau bakteri yang keluar dari tubuh pada saat bersin atau batuk tidak beredar di udara."
"Karena bisa menempel ke benda-benda lain yang terkena atau terhirup oleh orang lain dan menyebakan terjadinya penularan," jelasnya.
Lebih lanjut, dr Chris menerangkan penggunaan masker tersebut akan lebih efektif jika memang berada di tempat umum yang banyak kerumunan orang.
"Karena kita semua tidak tahu kemungkinan di tempat itu juga ada yang sedang terkena penyakit flu."
"Mungkin saat sedang bersin atau batuk akan dapat memercikkan kuman (virus atau bakteri) ke udara."
"Maka secara tidak sengaja akan bisa terhirup ke saluran nafas seseorang sehingga bisa tertular," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Fajar/Maliana)